Antenna merupakan alat yang digunakan untuk
memancarkan dan menerima gelombang electromagnet, dengan demikian antenna mempunyai
2 fungsi, yaitu :
1.
Antenna
pemancar (Transmiter/TX), untuk memancarkan gelombang elektromagnet
2.
Antenna
penerima (Receiver/RX), untuk menerima atau menangkap gelombang elektromagnet
Antenna yang digunakan pada penerima TV,
dikelompokkan berdasarkan channel TV, yang meliputi :
1.
Antenna
VHF, meliputi VHF Low pada channel 2 – 4 pada frekuensi 47 – 68 Mhz dan VHF
High pada channel 5 – 12 pada frekuensi 174 – 230 Mhz
2. Antenna UHF, pada
channel 13 – 69 pada frekuensi 470 – 869 Mhz
Secara umum antenna penerima TV
dikelompokkan menjadi 2, yaitu antenna indoor yang dipasang didalam ruangan dan
antenna outdoor yang dipasang diluar ruangan, lihat gambar dibawah ini :
Sedangkan jenis dan macam antenna dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1.
Antenna
Yagi, atau sering disebut dengan Yagi Uda, merupakan antenna yang terdiri dari
3 elemen, yaitu reflector, driven/balun dan director/elemen, banyak digunakan untuk antenna
TV, lihat gambar dibawah ini :
2.
Antenna
Pole, merupakan antenna linier yang terdiri dari satu elemen saja yaitu driven,
yang terdiri dari :
a.
Monopole,
yaitu antenna yang mempunyai satu kutub saja dengan panjang gelombang ¼ lamda, banyak
digunakan untuk antenna radio, lihat gambar dibawah ini :
b.
Dipole,
yaitu antenna yang mempunyai dua kutub dengan panjang gelombang ¼ lamda untuk
masing-masing kutub, yang meliputi :
i. Single wire dipole,
lihat gambar dibawah ini :
ii. Two wire dipole,
lihat gambar dibawah ini :
iii. Three wire dipole,
lihat gambar dibawah ini :
3.
Antenna
Horn, merupakan antenna yang berbentuk horn/aperture atau corong/celah biasanya
digunakan untuk gelombang mikro, adapun bentuk corongnya berupa rectangular,
circular, directivity, lihat gambar dibawah ini :
4.
Antenna
Mikrostrip, merupakan antenna yang berukuran kecil biasanya digunakan untuk
perangkat telekomunikasi yang kecil, seperti pada HP, yang terdiri dari bagian
patch, subtract dielektrik, ground plane, lihat gambar dibawah ini :
5.
Antenna
Parabola, merupakan antenna yang berbentuk piringan/setengah bola memantulkan sinyal ke titik
fokus piringan ditempatkan sebuah alat (feedhorn), untuk pemandu gelombang yang
mengumpulkan sinyal di titik fokus dan mengubahnya menjadi low-noise block
downconverter (LNB),
kemudian mengubah sinyal dari gelombangelektromagnetik atau gelombang radio menjadi sinyal
listrik dan menggeser
rentangnya dari C-band atau Ku-band menjadi L-band. digunakan untuk
komunikasi satelit, lihat gambar dibawah ini :
Parameter penting yang pada sebuah antenna
penerima adalah Resonansi antenna, yaitu terjadi pada saat panjang antena tepat
sama dengan ½ lamda, maka fasa gelombang yang muncul dari pemancar akan sama
persis dengan fasa sinyal pantul, sehingga muncul gelombang berdiri (standing
wave) di sepanjang antenna dan antena beresonansi serta menghasilkan radiasi
gelombang elektromagnetik yang paling tinggi, lihat gambar dibawah ini :
Secara
umum parameter yang harus diperhatikan dalam sebuah antenna, antara lain :
1.
Lamda, merupakan
jarak yang ditempuh oleh gelombang selama satu kali getar, lihat gambar dibawah
ini :
Untuk menghitung lamda diproleh dengan cara cepat rambat
gelombang cahaya (300.000.000 meter/detik) dibagi frekuensi kerjanya (cycle/detik), Sedangkan untuk menghitung lamda yang merambat pada logam yaitu lebih kecil disbanding dengan di udara sebesar 0,95, Lamda yang dipeoleh merupakan panjang gelombang teoritis, belum diperhitungkan pengaruh lingkungan, untuk itu lamda teoritis perlu dilakukan koreksi lingkungan, yang dinotasikan sebagai berikut :
2.
Distribusi arus dan tegangan, Bila kepada sebuah antena dicatukan
energi RF, maka pada panjang antena tersebut terjadi arus dan tegangan yang mengalami
nilai maksimum dan minimum. Pada antena dengan setengah panjang gelombang (half
wave lenght) sebagaimana gambar diatas, nilai maksimum dan minimum arus dan
tegangan akan terjadi pada setiap panjang kelipatan setengah panjang gelombang,
lihat gambar dibawah ini :
3.
Impedansi antena (antena impedance), harga arus dan tegangan yang tidak
sama disepanjang konduktor, maka nilai impedansi antena yang diperoleh
tidak sama disepanjang antena. Pada ujung antena dengan panjang
setengah lamda terdapat impedansi maksimum, sedangkan di titik
tengah (center) antena tersebut terdapat impedansi minimum. Harga
impedansi antena perlu dikenali dalam rangka penyesuaian impedansi (impedansi
matching) terhadap saluran transmisi yang digunakan. Jadi bila energi RF
dari radio pemancar disalurkan melalui saluran transmisi dengan impedansi
karakteristik 75 ohm maka titik catu pada antena dicari pada impedansi yang
mendekati 75 ohm, yang dinotasikan
sebagai berikut :
4.
Polarisasi,
merupakan arah getaran komponen listrik gelombang elektomagnetik yang
bersangkutan terhadap bumi. Penerimaan antena akan lebih efektif bila
dipasang sesuai polarisasi sinyal yang diterimanya. perhatikan gambar di
bawah ini.
5.
Penguatan (Gain) Antena, menggambarkan seberapa baik suatu
antena memancarkan energi RF nya dan seberapa kuat intenitas penerimaan pada
suatu titik dari antena tersebut. Dengan kata lain antena yang radiasinya
terarah akan mempunyai faktor penguatan yang lebih baik dibanding yang
omnidirectional, yang dinotasikan sebagai berikut :
K = efisiensi
P = rapat
daya pada titik maksimum.
Pav = rata-rata rapat daya.
Jenis antenna yang paling banyak digunakan
sebagai antenna penerima TV adalah jenis antenna yagi dengan kombinasi jenis
antenna dipole untuk driven dan antenna parabola atau horn untuk reflektornya.
Berikut langkah-langkah dalam pembuatan perhitungan antenna penerima TV, antara
lain :
1.
Berdasarkan hasil penerimaan stasiun TV di suatu daerah, sebagai berikut :
a.
Misalnya Frekuensi TV UHF tertinggi = 799,25 MHz
b.
Misalnya Frekuensi TV UHF terendah = 479,25 MHz
2.
Frekuensi
tengah = (f. tertinggi – f.terendah) / 2 + f. bawah
= (799,25 - 479,25) / 2 + 479,25
= 160 + 479,25
= 639,25 MHz
3.
Panjang
driven elemen = ½ λ
=
½ ( 3x108 /
639,25x106 )
=
0,235 m = 23,5 cm
4.
Panjang
reflektor elemen = panjang driven + 5% panjang driven
=
23,5 + 5% x 23,5
=
23,5 + 1,175
=
24,675 cm
5.
Panjang
direktor 1 = panjang driven - 5% panjang driven
= 23,5 - 5% x 23,5
=
23,5 - 1,175
=
22,325 cm
6.
Panjang
direktor 2 = panjang direktor 1 - 5% panjang direktor 1
= 22,325 - 5% x 22,325
=
22,325 - 1,12
=
21,2 cm
7.
Panjang
direktor 3 = panjang direktor 2 - 5% panjang direktor 2
= 21,2 - 5% x 21,2
=
21,2 - 1,06
=
20,14 cm
8. Spacing elemen = 36,6 / f
= 36,6 / 639,25 = 0,06m = 6cm
0 comments:
Posting Komentar