Halaman

Jumat, 22 Juli 2022

PROYEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA (P5) DALAM KURIKULUM MERDEKA

A.  PROFIL PELAJAR PANCASILA (P3)

  1. Bernalar kritis, Para siswa diharapkan memiliki kemampuan memecahkan masalah. Hal ini berhubungan dengan kemampuan kognitif.
  2. Mandiri, Siswa secara independen termotivasi meningkatkan kemampuannya, bisa mencari pengetahuan serta termotivasi.
  3. Kreatif, Siswa bisa menciptakan hal baru, berinovasi secara mandiri, dan mempunyai rasa cinta terhadap kesenian dan budaya.
  4. Gotong-royong, Siswa memiliki kemampuan berkolaborasi yang merupakan softskill utama yang terpenting di masa depan agar bisa bekerja secara tim.
  5. Kebhinekaan global, Siswa mencintai keberagaman budaya, agama dan ras di negaranya serta dunia, sekaligus menegaskan mereka juga warga global.
  6. Berakhlak mulia, Siswa memahami moralitas, spiritualitas, dan etika berada, yang merupakan hasil dari pendidikan karakter. 

B. PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA (P4)

  1. Bernalar kritis, Elemen kuncinya : 
    1. Ahklak beragama, 
    2. ahklak pribadi, 
    3. ahklak kepada manusia, 
    4. ahklak kepada alam, 
    5. ahklak bernegara
  2. Mandiri, Elemen kuncinya : 
    1. mengenal dan menghargai budaya, 
    2. kemampuan komunikasi intelektual dalam berinteraksi dengan sesama, 
    3. refleksi dan tanggungjawab terhadap pengalaman kebinekaan
  3. Kreatif, Elemen kuncinya : 
    1. kolaborasi, 
    2. kepedulian, 
    3. berbagi
  4. Gotong-royong, Elemen kuncinya : 
    1. kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi, 
    2. regulasi diri
  5. Kebhinekaan global, Elemen kuncinya : 
    1. memperoleh dan memproses informasi dan gagasan, 
    2. menganalisis dan mengevaluasi penalaran, 
    3. merefleksi pemikiran dan proses berpikir, 
    4. mengambil keputusan
  6. Berakhlak mulia, Elemen kuncinya : 
    1. menghasilkan gagasan yang orisinal, 
    2. menghasilkan karya dan Tindakan yang orisional 

C. TEMA UMUM PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA (P5)

  1. Gaya Hidup Berkelanjutan, Tema ini dimaksudkan untuk memahami dampak dari aktivitas manusia, baik jangka pendek maupun panjang, terhadap kelangsungan kehidupan di dunia maupun lingkungan sekitarnya. Hal yang ditekankan di sini adalah membangun kesadaran untuk bersikap dan berperilaku ramah lingkungan serta mencari jalan keluar untuk masalah lingkungan. Untuk contoh kegiatan yang bisa dilakukan oleh peserta didik misalnya seperti kerja bakti membersihkan lingkungan ataupun penanaman pohon guna penghijauan lahan.
    1. Peserta didik mengembangkan kemampuan berpikir sistem untuk memahami keterkaitan aktivitas manusia dengan dampak-dampak global yang menjadi akibatnya, termasuk perubahan iklim.
    2. Peserta didik dapat dan membangun kesadaran untuk bersikap dan berperilaku ramah lingkungan serta mencari jalan keluar untuk masalah lingkungan serta mempromosikan gaya hidup serta perilaku yang lebih berkelanjutan dalam keseharian.
    3. Peserta didik juga mempelajari potensi krisis keberlanjutan yang terjadi di lingkungan sekitarnya (bencana alam akibat perubahan iklim, krisis pangan, krisis air bersih dan lain sebagainya), serta mengembangkan kesiapan untuk menghadapi dan memitigasinya
    4. Contoh muatan lokal: Jakarta: situasi banjir Kalimantan: hutan sebagai paru-paru dunia
  2. Kearifan Lokal, Saat ini Indonesia sedang dilanda krisis identitas diri yang disebabkan oleh lunturnya budaya dan juga kearifan lokal masyarakat. Maka dari itu tema ini dipilih agar dapat membangun rasa ingin tahu dan kemampuan inkuiri melalui eksplorasi tentang budaya dan kearifan lokal masyarakat sekitar atau daerah tersebut, serta perkembangannya. Untuk kegiatannya bisa disesuaikan dengan kearifan lokal masing-masing.
    1. Peserta didik mempelajari bagaimana dan mengapa masyarakat lokal/ daerah berkembang seperti yang ada, bagaimana perkembangan tersebut dipengaruhi oleh situasi/konteks yang lebih besar (nasional dan internasional), serta memahami apa yang berubah dari waktu ke waktu apa yang tetap sama.
    2. Peserta didik juga mempelajari konsep dan nilai-nilai dibalik kesenian dan tradisi lokal, serta merefleksikan nilai-nilai apa yang dapat diambil dan diterapkan dalam kehidupan mereka.
    3. Peserta didik juga belajar untuk mempromosikan salah satu hal yang menarik tentang budaya dan nilai-nilai luhur yang dipelajarinya. 
    4. Contoh muatan lokal: Jawa Barat: sistem masyarakat di Kampung Naga Papua: sistem masyarakat di Lembah Baliem
  3. Bineka Tunggal Ika, Intoleransi dan radikalisme menjadi isu yang cukup menjadi sorotan belakangan ini. Oleh karena itu, Kemendikbudristek merasa perlu mengangkat tema bineka tunggal ika dalam Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Peserta didik diajak untuk mengenal belajar membangun dialog penuh hormat tentang keberagaman kelompok agama dan kepercayaan yang dianut oleh masyarakat sekitar dan di Indonesia serta nilai-nilai ajaran yang dianutnya. 
    1. Peserta didik mempelajari perspektif berbagai agama dan kepercayaan tentang fenomena global, misalnya masalah lingkungan, kemiskinan, dan sebagainya. 
    2. Peserta didik secara kritis dan reflektif menelaah berbagai stereotip negatif yang biasanya dilekatkan pada suatu kelompok agama, dan dampaknya terhadap terjadinya konflik dan kekerasan.
    3. Melalui projek ini, peserta didik mengenal dan mempromosikan budaya perdamaian dan antikekerasan. 
    4. Contoh muatan lokal: Menangkap isu-isu atau masalah keberagaman di lingkungan sekitar dan mengeksplorasi pemecahannya
  4. Bangunlah Jiwa dan Raganya, Selain intoleransi dan radikalisme, perundungan juga menjadi perhatian khusus, terutama di lingkungan sekolah. Tema ini diperuntukkan bagi satuan pendidikan guna membangun kesadaran dan keterampilan peserta didik untuk memelihara kesehatan fisik dan mental, baik untuk dirinya maupun orang sekitarnya. Satuan pendidikan bisa membuat kegiatan hari anti-bullying dan sebagainya untuk menekan kasus perundungan di lingkungannya.
    1. Peserta didik melakukan penelitian dan mendiskusikan masalah-masalah terkait kesejahteraan diri (wellbeing) mereka serta mengkaji fenomena perundungan (bullying) yang terjadi di sekitar mereka, baik dalam lingkungan fisik maupun dunia maya, serta berupaya mencari jalan keluarnya.
    2. Peserta didik juga menelaah masalah-masalah yang berkaitan dengan kesehatan dan kesejahteraan fisik dan mental, termasuk isu narkoba, pornografi, dan kesehatan reproduksi. 
    3. Peserta didik merancang kegiatan dan komitmen untuk senantiasa menjaga kesejahteraan dirinya dan orang lain, serta berusaha untuk mengampanyekan isu terkait. 
    4. Contoh muatan lokal: Mencari solusi untuk masalah cyber bullying yang marak di kalangan remaja lokal.
  5. Suara Demokrasi, Indonesia merupakan negara demokrasi di mana setiap keputusan sebisa mungkin diambil secara musyawarah. Hal ini diangkat dalam Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila untuk menumbuhkan jiwa-jiwa demokrasi peserta didik melalui kegiatan-kegiatan tertentu. Misalnya kegiatan pemilihan raya ketua OSIS.
    1. Peserta didik merefleksikan makna demokrasi dan memahami implementasi demokrasi serta tantangannya dalam konteks yang berbeda, termasuk dalam organisasi satuan pendidikan dan/atau dalam dunia kerja.
    2. Menggunakan kemampuan berpikir sistem, peserta didik menjelaskan keterkaitan antara peran individu terhadap kelangsungan demokrasi Pancasila. 
    3. Contoh muatan lokal: Sistem musyawarah yang dilakukan masyarakat adat tertentu untuk memilih kepala desa.
  6. Berekayasa dan Berteknologi Untuk Membangun NKRI, Pemanfaatan teknologi yang maksimal bisa menandakan majunya kualitas SDM sebuah bangsa. Maka dari itu, implementasi rekayasa dan teknologi terus didorong agar peserta didik dapat berkolaborasi dalam melatih daya pikir kritis, kreatif, inovatif, sekaligus kemampuan berempati untuk berekayasa membangun produk berteknologi yang memudahkan kegiatan dirinya dan juga sekitarnya. Satuan pendidikan dapat membuat proyek yang mendorong peserta didik membuat desain inovatif sederhana dengan menerapkan teknologi yang dapat menjawab permasalahan yang ada di sekitar sekolah
    1. Peserta didik mengasah berbagai keterampilan berpikir (berpikir sistem, berpikir komputasional, atau design thinking) dalam mewujudkan produk berteknologi. 
    2. Peserta didik dapat mempelajari dan mempraktikkan proses rekayasa (engineering process) secara sederhana, mulai dari menentukan spesifikasi sampai dengan uji coba, untuk membangun model atau prototipe produk bidang rekayasa (engineering).
    3. Peserta didik juga dapat mengasah keterampilan coding untuk menciptakan karya digital, dan berkreasi di bidang robotika. Harapannya, para peserta didik dapat membangun budaya smart society dengan menyelesaikan persoalan-persoalan di masyarakat sekitarnya melalui inovasi dan penerapan teknologi, mensinergikan aspek sosial dan aspek teknologi. 
    4. Contoh muatan lokal: Membuat desain inovatif sederhana yang menerapkan teknologi yang dapat menjawab permasalahan yang ada di sekitar satuan pendidikan
  7. Kewirausahaan, Tema ini diusung dalam rangka menumbuhkan jiwa-jiwa kewirausahaan bagi peserta    didik. Peserta didik nantinya akan mengidentifikasi potensi ekonomi dan peluang usaha di tingkat lokal dan masalah yang ada dalam pengembangan potensi dan pengembangan usaha tersebut, serta kaitannya dengan aspek lingkungan, sosial dan kesejahteraan  masyarakat. Contoh kegiatannya adalah peserta didik bisa membuat produk dengan konten lokal yang memiliki daya jual
    1. Peserta didik kemudian merancang strategi untuk meningkatkan potensi ekonomi lokal dalam kerangka pembangunan berkelanjutan.
    2. Melalui kegiatan dalam projek ini seperti terlibat dalam kegiatan ekonomi rumah tangga, berkreasi untuk menghasilkan karya bernilai jual, dan kegiatan lainnya, yang kemudian diikuti dengan proses analisis dan refleksi hasil kegiatan mereka. 
    3. Melalui kegiatan ini, kreatifitas dan budaya kewirausahaan akan ditumbuhkembangkan. Peserta didik juga membuka wawasan tentang peluang masa depan, peka akan kebutuhan masyarakat, menjadi problem solver yang terampil, serta siap untuk menjadi tenaga kerja profesional penuh integritas. 
    4. Contoh muatan lokal: Membuat produk dengan konten lokal yang memiliki daya jual.

 

D. ALOKASI JAM PROJEK PER TAHUN

  1. SMA X : 486 JP 
  2. SMA XI : 216 JP
  3. SMA XII : 192 JP

E. CONTOH PENGEMBANGAN TEMA DAN TOPIK DI SETIAP FASE E DAN F

TEMATOPIK
Gaya Hidup BekelanjutanMendesain sistem pengelolaan sampah untuk mengatasi permasalahan banjir di lingkungan sekitar satuan pendidikan Fokus: Pengembangan akhlak terhadap alam Menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal Memperoleh dan memproses informasi dan gagasan
Kearifan lokalGelaran seni yang memadukan elemen teknologi dan tradisi Fokus: Akhlak kepada manusia Menghargai perbedaan identitas (ras, agama, dll.) dan menampilkan apresiasinya atas perbedaan dalam bentuk aktivitas Menggali berbagai warisan budaya terkait seni dan menemukan cara mengenalkannya secara luas dengan memanfaatkan teknologi
Bhinneka Tunggal IkaMerencanakan dan melaksanakan bakti sosial di lingkungan sekitar satuan pendidikan, merespons isu kemanusiaan yang terjadi di masyarakat terdekat Fokus: Akhlak kepada manusia Mengidentifikasi hal yang menjadi permasalahan bersama, menawarkan titik temu kolaborasi dan mengidentifikasi pihak terkait untuk penyelesaiannya.
Bangunlah Jiwa dan RaganyaKoordinasi kegiatan OSIS antarsatuan pendidikan dalam bentuk kepanitiaan untuk kampanye dan aksi untuk menjaga kesehatan fisik dan mental remaja di lingkungan satuan pendidikan. Fokus: Mengidentifikasi hal yang menjadi permasalahan bersama, menawarkan titik temu kolaborasi dan mengidentifikasi pihak terkait untuk penyelesaiannya.
Suara DemokrasiMerancang alur pemilihan pengurus OSIS satuan pendidikan, membuat rencana kerja tahunan yang bisa melibatkan peserta didik dari berbagai jenjang, merencanakan program pengayaan untuk para pengurus dan kaderisasinya, dengan bantuan dewan penasihat OSIS satuan pendidikan Fokus: Akhlak kepada manusia Menunjukkan karakter toleransi pada orang dan kelompok lain serta berupaya mengutamakan kemanusiaan di atas perbedaan (agama, ras, suku, warna kulit, dll.) dan membantu orang lain. Mengapresiasi dan memberikan kritik yang konstruktif demi kemajuan orang lain dan lingkungan sekitarnya
Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRIMerancang projek kebun organik yang berkelanjutan dilengkapi dengan alur kewirausahaannya Fokus: Akhlak kepada alam Mengidentifikasi masalah lingkungan hidup di tempat dia tinggal dan melakukan langkah-langkah konkret yang bisa dilakukan untuk menghindari kerusakan dan menjaga keharmonisan ekosistem yang ada di lingkungannya.
KewirausahaanMerintis koperasi sederhana di lingkup satuan pendidikan Fokus: Akhlak pribadi Merumuskan nilai-nilai moralnya sendiri, menyadari kekuatan dan keterbatasan dari nilai-nilai tersebut, sehingga bisa menerapkannya secara bijak dan kontekstual

 

0 comments: