Halaman

Senin, 19 September 2022

BIAYA DAN HARGA

A. PENGANTAR

Salah satu komponen terpenting dalam usaha/bisnis adalah biaya, hampir semua proses kegiatan produksi membutuhkan biaya, misalnya untuk pembelian bahan, pembayaran upah, transportasi, dll. Secara umum biaya merupakan besaran uang atau nilai moneter yang dikeluarkan untuk menjalankan sebuah usaha/bisnis, yang dikelompokan dalam beberapa jenis dan klasifikasi yang sering disebut dengan akuntasi biaya.

Akutansi Biaya merupakan proses menentukan dan menghitung beban biaya yang dikeluarkan oleh suatu perusahan/bisnis, yang bertujuan untuk menghitung efisiensi dan mengendalikan pengeluaran dan mendapatkan keuntungan. Secara umum istilah biaya dapat dikelompokkan dalam 2 pandangan, yaitu :

    1. Dari pandangan Produsen, Biaya sering disebut dengan Beban, yang meliputi Bahan baku, alat, layanan, upah, dll
    2. Dari pandangan Konsumen, Biaya sering disebut dengan Harga, yaitu jumlah yang dibebankan oleh Produsen terhadap suatu produk yang terdiri dari beban dan mark-up/margin keuntungan

B. KOMPONEN DAN JENIS BIAYA

Klasifikasi biaya merupakan proses pengelompokan berdasarkan tujuan dari informasi yang disajikan untuk memudahkan dalam melakukan pencatatan dan menyusun laporan keuangan, serta memberikan gambaran informasi yang akurat kepada pihak manajemen.

Secara umum komponen biaya dikelompokan dalam beberapa akun dengan klasifikasi sebagai berikut :

    • Berdasarkan Fungsi Pokok dari Aktivitas Usaha/Bisnis, meliputi :

      1. Biaya Produksi (Production Cost), jumlah pengeluaran yang dibutuhkan dalam proses produksi untuk menghasilkan suatu produk/jasa, meliputi : bahan baku, tenaga kerja, beban operasional, dll.

      2. Biaya Pemasaran (Marketing Expenses), jumlah yang dikeluarkan untuk memastikan semua produk dibeli konsumen, meliputi : promosi dan iklan.

      3. Biaya Administrasi & Umum (General Administration Expenses), jumlah yang digunakan untuk mengkoordinasikan kegiatan produksi dan pemasaran produk, misalnya gaji karyawan, overhead kantor, dll.

    • Berdasarkan Kegiatan atau Volume Produksi, meliputi :

      1. Biaya Variabel (Variable Cost), merupakan biaya yang mengalami fluktuasi atau bervariasi sesuai dengan jumlah output yang diproduksi, yaitu akan meningkat ketika volume produksi meningkat, dan turun ketika volume produksi menurun.

      2. Biaya Tetap (Fixed Cost), merupakan biaya yang selalu konstan dan tidak dipengaruhi oleh volume produksi, dan memiliki dua karakteristik, yaitu :

        • biaya tidak berubah atau tidak dipengaruhi oleh periode atau aktivitas tertentu

        • cost per unitnya berbanding terbalik dengan perubahan volume, bila volumenya rendah maka fixed cost tinggi, sebaliknya pada volume yang tinggi fixed cost per unitnya rendah.

    • Berdasarkan Objek yang Dibiayai, meliputi :

      1. Biaya Langsung (Direct Cost), merupakan pengeluaran yang berkaitan dengan produksi barang/jasa, meliputi : bahan mentah, tenaga kerja, dan distribusi yang terkait dengan produksi suatu produk.

      2. Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost), merupakan pengeluaran yang tidak terkait dengan produksi barang/jasa yang tidak dapat diidentifikasi langsung dengan proses produksi secara keseluruhan, meliputi : biaya listrik, penyusutan mesin, upah mandor, dan administrasi pabrik.

    • Berdasarkan Pembebanan Periode Akuntansi, meliputi :

      1. Pengeluaran Modal (Capital Expenditure), merupakan pengeluaran dalam rangka memperoleh aktiva tetap, meningkatkan efisiensi operasional dan kapasitas produktif aktiva tetap, serta memperpanjang masa manfaat aktiva tetap, meliputi : mesin pabrik yang memiliki  penyusutan misalnya 5 tahun.

      2. Pengeluaran Penghasilan (Revenue Expenditure), merupakan pengeluaran yang hanya akan memberi manfaat dalam periode berjalan, sehingga tidak akan dikapitalisasi sebagai aktiva tetap di neraca, melainkan akan langsung dibebankan sebagai beban dalam laporan laba rugi periode berjalan di mana beban tersebut terjadi (dikeluarkan), meliputi : perawatan mesin, pengecatan gedung, perbaikan mesin.

Secara umum biaya dapat dibagi menjadi beberapa jenis biaya yang mendukung kegiatan produksi perusahaan, yaitu :

    • Biaya Operasional (Operational Costs), merupakan pengeluaran yang terkait dengan kegiatan bisnis sehari-hari tetapi tidak ditelusuri kembali ke satu jenis produk, besarnya bisa berubah-ubah atau tetap, misalnya : sewa dan utilitas pabrik.
    • Biaya Peluang (Opportunity Costs), merupakan pengeluaran yang terkait saat memutuskan untuk melakukan investasi, misalnya : menyewa atau membeli mesin baru, maka dapat menghitung opportunity costs berdasarkan varibel yang ada,
    • Biaya Hangus (Sunk Costs), merupakan pengeluaran yang tidak dapat dipulihkan kembali terlepas apa yang telah terjadi. misalnya : menginvestasikan uang dalam sebuah bisnis yang kemudian bangkrut.
    • Biaya Terkendali (Controllable Costs), merupakan pengeluaran yang dapat dikendalikan oleh manajemen, misalnya : perlengkapan kantor, iklan, bonus karyawan, dan sumbangan amal.

Untuk memudahkan dalam memahami biaya, maka dapat kelompokkan menjadi 2, yaitu :

    • Biaya Produksi atau production cost, merupakan biaya yang dibutuhkan dalam proses produksi, untuk menghasilkan suatu barang atau jasa, sampai siap dipasarkan. Biaya produksi perunit disebut Harga Pokok Produksi (HPP) atau Cost of Goods Manufactured (COGM).
      • Komponen Biaya Produksi, meliputi :
        1. Biaya Material Langsung (Direct Material),
        2. Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor)
        3. Biaya Overhead Pabrik/BOP (Manufacturing Overhead), meliputi :
          • Bahan Material Tidak Langsung (Indirect Material) : lem, minyak, cairan pembersih dan lainnya yang cenderung sulit untuk dilacak dalam suatu proses produksi
          • Tenaga Kerja Tidak Langsung (Indirect Labor) : petugas keamanan, pengawas dan supervisor quality control
          • Biaya Overhead Lainnya : Biaya utilitas pabrik, sewa gedung dan tanah, depresiasi mesin dan asuransi
      • Jenis Biaya Produksi, meliputi :
        1. Biaya Tetap (Fixed Cost/ FC)
        2. Biaya Variabel (Variable Cost/ VC)
        3. Biaya Total (Total Cost/ TC), yaitu total seluruh biaya tetap dan biaya variabel yang digunakan untuk menghasilkan suatu barang jadi dalam satu periode tertentu.
        4. Biaya Rata-Rata (Average Cost/ AC), yaitu jumlah biaya production cost per unit yang telah dihasilkan. Besar biaya rata-rata dihitung dengan cara membagikan keseluruhan total biaya dengan jumlah produk yang dihasilkan.
        5. Biaya Marjinal (Marginal Cost/ MC), yaitu biaya tambahan yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu barang jadi dan muncul ketika dilakukan perluasan production dalam rangka menambah jumlah barang yang dihasilkan.
      • Pendekatan Biaya Produksi, meliputi :
        1. Full Costing, memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam cost produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku variabel maupun tetap.
        2. Variable costing, hanya membebankan biaya produksi variabel saja kedalam harga pokok produk
    • Biaya Non Produksi atau Non Production Cost, merupakan biaya yang tidak berhubungan langsung dengan kegiatan produksi, dimana akan mengalami kenaikan saat aktivitas perusahaan bertambah, tetapi tidak akan banyak berkurang pada saat aktivitas perusahaan menurun, erat kaitannya dengan fungsi pengembangan, pemasaran / distribusi, layanan pelanggan, desain maupun administrasi pada umumnya, komponennya meliputi :
      • Biaya Penjualan (Marketing Cost),
      • Biaya Administrasi (Administrative Cost),

C. HARGA

Secara umum, harga merupakan nominal yang harus dibayarkan konsumen kepada produsen untuk mendapatkan barang/jasa setelah terjadi kesepakatan atau tawar-menawar. sedangkan secara khusus ada beberapa pendapat, antara lain :

    1. Kamus Besar Bahasa Indonesia : “Nilai barang yang ditentukan atau dirupakan dengan uang: mobil ini sangat mahal –nya;jumlah uang atau alat tukar lain yang senilai, yang harus dibayarkan untuk produk atau jasa, pada waktu tertentu dan di pasar tertentu.”
    2. Otoritas Jasa Keuangan : “Jumlah uang yang diterima oleh penjual dan hasil penjualan suatu produk barang atau jasa, yaitu penjualan yang terjadi pada perusahaan atau tempat usaha atau bisnis; harga tersebut tidak selalu merupakan harga yang diinginkan oleh penjual produk barang atau jasa tersebut, tetapi merupakan harga yang benar-benar terjadi sesuai dengan kesepakatan antara penjual dan pembeli (price).”

Sedangkan fungsi dari harga, antara lain :

    1. Acuan nilai jual suatu barang/jasa.
    2. Memudahkan proses jual-beli.
    3. Penentu keuntungan bagi penjual / produsen.
    4. Acuan konsumen dalam menilai kualitas barang/jasa.
    5. Menentukan daya beli konsumen dalam pengambilan keputusan.
Disamping itu tujuan Penetapan Harga, antara lain :
    1. Menentukan pangsa pasar, untuk menentukan pangsa pasar mana yang akan disasar oleh penjual/produsen sebuah barang/jasa.
    2. Meningkatkan Keuntungan, semakin tinggi penetapan harga, semakin tinggi juga keuntungan yang didapatkan oleh penjual/produsen, harus memperhatikan daya beli konsumen.
    3. Menjaga Loyalitas Konsumen, harus menentukan harga sesuai pangsa pasarnya.
    4. Menjaga Daya Saing, untuk menjaga persaingan antara kompetitor.
Dan Jenis-jenis Harga, meliputi :
    1. Harga Subjektif, merupakan harga yang ditentukan berdasarkan pendapat atau opini seseorang terhadap harga pasaran barang/jasa yang akan dipasarkan.
    2. Harga Objektif, merupakan harga yang sudah disepakati oleh penjual dan pembeli dalam sebuah transaksi.
    3. Harga Pokok Produk (HPP), merupakan harga asli sebuah produk sebelum menentukan keuntungan
    4. Harga Jual Produk (HJP), merupakan harga pokok yang sudah ditambahkan keuntungan oleh penjual/produsen
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penentuan harga jual produk, antara lain :
    1. Berdasarkan Biaya (Cost Based Pricing), berdasarkan biaya produksi ditambah keuntungan
    2. Berdasarkan Harga Kompetitor (Competitor Based Pricing), berdasarkan survey harga produk dari kompetitor
    3. Berdasarkan Permintaan (Demand Based Pricing), berdasarkan nilai/kualitas produk yang diterima konsumen

Sedangkan cara menentukan harga jual produk (HJP), meliputi :

    1. Harga Markup, dihitung sebagai persentase dari biaya perolehan produk (biaya pembelian barang/jasa atau biaya produksi), Harga Jual = Harga Perolehan + (Harga Perolehan x % Markup)
    2. Harga Margin, dihitung sebagai persentase didapat dari Perbandingan Harga Jual dan Harga Perolehan (modal), Margin = (Harga Jual – Harga Perolehan) / Harga Jual
    3. Harga Keystone, penetapan harga di mana barang dagangan dihargai untuk dijual kembali dengan jumlah dua kali lipat harga grosir atau biaya perolehan produk, Harga Jual = 2 x Harga Perolehan
    4. Harga yang dianjurkan Pemilik Merek atau MSRP (Manufacturing Suggested Retail Price), penetapan harga jual sesuai yang ditetapkan pemegang merek atau HET (Harga Eceran Tertinggi), Harga Jual  =< HET

D. STUDI KASUS

Untuk lebih memahami dalam penggunaan biaya dan harga, dapat dilihat pada studi kasus dibawah ini :

  1. Perusahaan furniture dalam satu bulan memproduksi 200 unit meja, dengan rincian sbb :
    • Rp 12.000.000 untuk kayu.
    • Rp 4.000.000 untuk upah tukang kayu
    • Rp 1.000.000 untuk upah security
    • Rp 1.000.000 untuk biaya sewa pabrik dan utilitas lainnya.

    Hitunglah biaya produksi dan biaya produksi perunitnya ?

    • BML = Biaya Material Langsung = 12.000.000
    • BTL = Biaya Tenaga Kerja Langsung = 4.000.000
    • BOP = Biaya Overhead Pabrik = 1.000.000 + 1.000.000 = 2.000.000
    • N = Jumlah Produk = 200
    • Biaya Produksi (BP) = 12.000.000 + 4.000.000 + 1.000.0000 + 1.000.000 = 18.000.000
    • Biaya Produksi Unit (BPU) = 18.000.000 / 200 = 90.000
  2. PT Sejahtera Bersama memproduksi sebanyak 1.000 unit produk A. Berikut data biaya produksi :
    • Biaya Bahan Baku Rp200/unit
    • Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp150/unit
    • Biaya Overhead Variabel Rp400/unit
    • Biaya Overhead Tetap Rp100.000
    • Biaya Pemasaran Variabel Rp300/unit
    • Biaya Pemasaran Tetap Rp150.000
    • Biaya adm. & umum Tetap Rp200.000
    • Produk A dijual dengan harga Rp2.000/unit. Dan produk A terjual 1.000 unit.

    Hitunglah Harga Pokok Produksi menggunakan metode variable costing dan buat laporan laba/rugi ?

    • Biaya Bahan Baku = Rp 200 x 1.000 = Rp 200.000
    • Biaya Tenaga Kerja Langsung = Rp 150 x 1.000 = Rp 150.000
    • Biaya Overhead Variabel = Rp 400 x 1.000 = Rp 400.000
    • Penjualan = Rp 2.000 x 1.000 = Rp 2.000.000
    • Biaya pemasaran variabel = Rp 300 x 1.000 = Rp 300.000
    • Biaya-Biaya Tetap/BBT = Rp 100.000 + Rp 150.000 + Rp 200.000 = Rp 450.000
    • Biaya Produksi (BP) = 200.000 + 150.000 + 400.0000  = Rp 750.000
    • Kontribusi Margin (KM) = 2.000.000 – 750.000 – 300.000 = Rp 950.000
    • Laba Rugi (LR) = 2.000.000 – 950.000 – 450.000 = Rp 600.000
  3. Perusahaan roti dalam satu bulan memproduksi 10.000 roti, dengan rincian sbb : Rp 10.000.000 bahan baku. Rp 3.000.000 untuk upah, Rp 750.000 untuk biaya sewa pabrik, biaya administrasi Rp 4.000.000 dan biaya pemasaran Rp 6.000.000. Hitunglah biaya non produksi ?
    • N = 10.000
    • Bahan Baku = 10.000.000
    • Upah = 3.000.000
    • Sewa Pabrik = 750.000
    • Administrasi = 4.000.000
    • Pemasaran = 6.000.000
    • Biaya Non Produksi (BNP) = 4.000.000 + 6.000.000 = 10.000.000
  4. Mie bakso, biaya perolehan satu porsi adalah 15.000, dengan sudah memperhitungkan semua biaya seperti bahan baku (mie, bakso, bumbu), ongkos produksi seperti karyawan, gas, listrik, ,sewa tempat sampai resiko barang tidak terjual / tidak laku, dengan keuntungan sebanyak 25%. Hitunglah harga jual produknya ?
    • HPP = 15.000
    • Margin = 25%
    • HJP = (HPP + HPP*25%) = 15.000 + (15.000 * 0.25) = 15.000 + 3.750 = 18.750
  5. PT. ABC memproduksi sebanyak 1.000 unit produk A. Berikut data biaya produksi :
    • Biaya Bahan Baku                             Rp. 200/unit
    • Biaya Tenaga Kerja Langsung           Rp. 150/unit
    • Biaya Overhead Variabel                  Rp. 400/unit
    • Biaya Overhead Tetap                      Rp. 100.000
    • Biaya Pemasaran Variabel               Rp. 300/unit
    • Biaya Pemasaran Tetap                    Rp. 150.000
    • Biaya adm. & umum Tetap               Rp. 200.000
    • Produk A dijual dengan harga Rp. 2.000/unit. Dan produk A terjual 1.000 unit.

Hitunglah Harga Pokok Produksi menggunakan metode Full costing dan buat laporan laba/rugi!

    • Biaya Bahan Baku = Rp. 200 x 1.000 = Rp.  200.000
    • Biaya Tenaga Kerja Langsung = Rp. 150 x 1.000 = Rp. 150.000
    • Biaya Overhead Variabel = Rp. 400 x 1.000 = Rp. 400.000
    • Biaya Overhead Tetap  = Rp.  150.000
    • Harga Pokok Produksi  = 200.000 + 150.000 + 400.00 + 150.000 = Rp.  900.000
    • Penjualan = 2.000 x 1.000 = 2.000.000
    • L/R Kotor = 2.000.000 – 900.000 = Rp 1.100.000
    • Biaya pemasaran variabel = Rp. 300 x 1.000 = Rp. 300.000
    • Biaya pemasaran tetap = Rp. 100.000
    • Biaya adm. & umum tetap = Rp. 200.000
    • Biaya Non Produksi/Operasional = 300.000 + 100.000 + 200.000 = Rp 600.000
    • L/R Bersih = 2.000.000 – 900.000 – 600.000 = Rp 500.000

0 comments: