PENGGUNAAN VIDEO PEMBELAJARAN ELEKTRONIKA DASAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN HIGH ORDER THINKING (HOT) SISWA SMKN
2 BOGOR
Yuniarto
Triadi 1
1 SMKN 2 Bogor,
Kota
Bogor,
Kodepos 16154
Email
Korespondensi : yuniartotriadi31@gmail.com
Abstrak
Pembelajaran kurikulum 2013 menekankan pada kemampuan High Order Thinking
(HOT), untuk membantu siswa dalam proses berfikir tingkat tinggi dapat menggunakan
video pembelajaran. Penelitian mengambil setting kelas XEA SMKN 2 Bogor
sebanyak 35 siswa, pada mata pelajaran elektronika dasar tahun 2013/2014,
menggunakan prosedur satu siklus dengan tiga pertemuan, yang bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan HOT siswa dengan menggunakan video pembelajaran
elektronika dasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) kemampuan HOT siswa
kelas XEA sebelum menggunakan video pembelajaran sebesar 48,57 dalam kategori
kurang, (2) respon siswa kelas XEA dalam pembelajaran yang menggunakan video
pembelajaran berdasarkan hasil angket penggunaan video pembelajaran terdapat
peningkatan sebesar 20,98%, (3) kemampuan HOT siswa kelas XEA meningkat setelah
pembelajaran menggunakan video pembelajaran sebesar 60,48%, (4) ketuntasan
belajar siswa kelas XEA meningkat sebesar 90,00%, dan (4) validitas video
pembelajaran elektronika dasar sebesar 98,67 pada kategori baik. Adapun
langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan video pembelajaran, yaitu : (1)
Tahap persiapan : pilihlah video pembelajaran sesuai materi dan menarik, (2)
Tahap Pelaksanaan : gunakan tombol pause untuk memberikan kesempatan kepada
siswa dalam memahami materi yang ditayangkan, putar ulang bagian video
pembelajaran yang menurut siswa masih kurang paham, sisipkan video klip musik
atau video motivasi untuk membangun suasana belajar yang mulai menurun, (3)
Tahapan Evaluasi : tanyakan kepada siswa untuk memberikan saran pengembangan
video pembelajaran. Dengan demikian penggunaan video pembelajaran sangat
efektif dan efisien dalam proses pembelajaran, dikarenakan dapat memperjelas
hal-hal yang abstrak dan memberikan gambaran yang lebih realistis serta
mengembangkan pikiran, imajinasi dan pendapat siswa, sehingga dapat
meningkatkan kemampuan HOT siswa.
Kata Kunci : Video Pembelajaran Elektronika Dasar, High Order Thinking
Pendahuluan
Proses pembelajaran pada
kurikulum 2013 lebih mengarah kepada kemampuan berfikir tingkat tinggi atau High
Order Thinking (HOT), yang mengharuskan siswa untuk mengolah, menganalisis,
mengevaluasi dan mengkreasi informasi untuk menghasilkan pengertian dan
implikasi yang baru (Nurina Ayuningtyas,2012). Disamping itu proses pembelajaran
pada kurikulum 2013 terdiri atas 5 pengalaman belajar pokok, yaitu: (1)
mengamati; (2) menanya; (3) mengumpulkan informasi; (4) mengasosiasi; dan (5) mengkomunikasikan.
Standar proses pembelajaran
pada kurikulum 2013 menganut prinsip pembelajaran, antara lain : (1) siswa
mencari tahu, (2) belajar berbasis aneka sumber belajar, (3) pembelajaran yang
berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat, (4) pembelajaran yang menerapkan
prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja
adalah kelas, (5) pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran, dan (6) pengakuan atas
perbedaan individual dan latar belakang budaya siswa. Dengan demikian untuk
menunjang proses pembelajaran dibutuhkan media dan sumber belajar yang tepat sesuai
dengan karateristik mata pelajarannya. Hal ini dikarenakan media pembelajaran
mempunyai manfaat (Sa’dun Akbar,2013), sebagai berikut : (1) memperjelas
penyajian pesan dan informasi, (2) meningkatkan dan mengarahkan perhatian siswa
sehingga menimbulkan motivasi belajar dan interaksi secara langsung , (3)
mengatasi keterbatasan indra, ruang dan waktu, (4) memberikan kesamaan
pengalaman belajar kepada siswa.
Salah satu media
pembelajaran yang dapat digunakan adalah video pembelajaran, karena dapat
membantu guru untuk menarik minat belajar, melakukan penyesuaian dan
meningkatkan daya kreativitas dalam proses penyampaian materi supaya menjadi
lebih berkesan dan mudah sesuai karakteristik siswa, sehingga dapat secara interaktif
mengikuti materi yang diajarkan dalam video (http://guraru.org). Ada 3 prinsip
yang harus diperhatikan dalam pengembangan video pembelajaran (Christina Ismaniati,2012),
yaitu : (1) define yaitu menganalisis kebutuhan, masalah, peserta didik,
sumber, (2) develop yaitu merumuskan tujuan, pokok materi, naskah/narasi, soal
evaluasi, membuat video pembelajaran, (3) evaluate yaitu melaksanakan ujicoba,
menganalisis dan merevisi media pembelajaran.
Kendala yang dihadapi dalam
kegiatan pembelajaran di kompetensi keahlian teknik audio video SMKN 2 Bogor
adalah kesulitan siswa dalam memahami materi atau tugas yang membutuhkan
kemampuan berfikir tingkat tinggi yang masih dalam kategori kurang. Mata
pelajaran elektronika dasar pada kurikulum 2013 termasuk dalam kelompok C2
yaitu Dasar Kompetensi Keahlian (DKK) Teknik Elektronika, dimana tugas-tugas
dimensi kognitif, psikomorik, dan afektif meliputi kemampuan berpikir analitis
sederhana, pemecahan masalah, menyajikan data berdasarkan kondisi saat ini,
mengevaluasi, dan mensintesis serta mengintegrasikan informasi dari berbagai
sumber, sehingga menuntut kemampuan berfikir tingkat tinggi serta membutuhkan
media pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam memahami materi yang
bersifat abstrak.
Berdasarkan uraian diatas, dalam
rangka meningkatkan kemampuan HOT siswa maka dilakukan penelitian tentang
penggunaan video pembelajaran di SMKN 2 Bogor.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan Model Penelitian Tindakan dari Kurt Lewin, desain
dan langkah-langkah penelitian terdiri dari satu siklus dengan 3 kali
pertemuan, sebagai berikut :(1) Perencanaan (planning), meliputi kegiatan :
melaksanakan tes awal pada pertemuan 1 untuk mengetahui tingkat kemampuan HOT
siswa sebelum menggunakan video pembelajaran, menyusun RPP, menyusun video pembelajaran,
menyusun soal HOT dan menyiapkan materi dan perangkat pembelajaran untuk
pertemuan 2 dan 3, (2) Pelaksanaan Tindakan (acting), terdiri dari 2 pertemuan
yang meliputi kegiatan : melaksanakan pembelajaran yang mengacu pada RPP, dan melaksanakan
tes dan pengisiam instrumen pembelajaran, (3) Observasi (observing), meliputi kegiatan
: membuat catatan hasil pengamatan terhadap proses dan hasil pembelajaran, yang
berupa hasil tes dan instrumen pembelajaran., (4) Refleksi (reflecting),
meliputi kegiatan : merefleksi apakah hasil pembelajaran menunjukkan peningkatan
kemampuan berfikir tingkat tinggi siswa, jika hasilnya kurang memuaskan maka
dilanjutkan pada siklus berikutnya. Untuk lebih jelasnya digambarkan sebagai
berikut :
Gambar.1. Model Penelitian Tindakan dari Kurt
Lewin
Setting penelitian mengambil lokasi di kampus SMK Negeri 2 Bogor, yang
beralamat di Jalan Pangeran Sogiri No 404 Tanah Baru Bogor, Jawa Barat, pada
kompetensi keahlian teknik audio video tahun pelajaran 2013/2014. Subyek
penelitian adalah siswa kelas X-EA sebanyak 35 siswa , pada mata pelajaran
elektronika dasar. Instrumen yang digunakan adalah instrumen pembelajaran,
angket penggunaan video pembelajaran dan soal tes untuk menganalisis kemampuan HOT
siswa pada mata pelajaran elektronika dasar.
Teknik pengumpulan data dengan cara sebagai berikut : (1) Pelaksanaan
tes awal pada pertemuan 1, untuk mengetahui tingkat kemampuan HOT siswa sebelum
menggunakan video pembelajaran. (2) Pembelajaran dengan menggunakan video pembelajaran
berupa hasil tes dan angket penggunaan video pembelajaran serta instrumen
pembelajaran. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisa deskriptif
untuk mendeskripsikan pengaruh penggunaan video pembelajaran terhadap
peningkatan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa, menggunakan nilai rata
-ratanya kemudian diintepretasikan sebagai berikut : (1) Untuk intepretasi
nilai tes, kriteria ketercapaian kompetensi minimal adalah ≥ 60 dan kriteria
ketuntasan belajar adalah ≥ 75% siswa yang telah mencapai kompetensi minimal.
(2) Untuk intepretasi angket video pembelajaran dan instrumen pembelajaran,
menggunakan nilai konversi validitas (Sa’dun Akbar,2013), kriteria efektifitas
video pembelajaran minimal ≥ 61, (3) Untuk mengetahui tingkat pemahaman atau
pengusaan kemampuan berfikir tingkat tinggi siswa menggunakan rumus normal gain
atau N-Gain
(Yanti H,2006), sebagai berikut :
Ngain = ((N2-N1) / (Nmaks-N1)) x 100%
Dimana : N1
: Nilai tes 1
N2 :
Nilai tes 2
Nmaks :
Nilai maksimum
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Secara umum pembahasan dari
hasil penelitian diatas, dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui pengaruh penggunaan
video pembelajaran elektronika dasar terhadap peningkatan kemampuan berfikir tingkat tinggi
siswa kelas XEA, dapat dilihat berdasarkan hasil tes selama 3 pertemuan,
hasilnya sebagai berikut :
Tabel 1: Kemampuan HOT Siswa
NO
|
INDIKATOR
|
PERTEMUAN
|
N GAIN
|
KET
|
||
1
|
2
|
3
|
||||
A
|
Analyze (menganalisis)
|
70.71
|
81.90
|
85.71
|
21.05
|
NAIK
|
1
|
Differentiating (membedakan)
|
80.71
|
81.43
|
92.86
|
14.04
|
NAIK
|
2
|
Organizing (mengorganisasikan)
|
87.14
|
94.29
|
97.14
|
50.00
|
NAIK
|
3
|
Attributing (menghubungkan)
|
44.29
|
70.00
|
67.14
|
-9.52
|
TURUN
|
B
|
Evaluate (mengevaluasi)
|
55.71
|
48.81
|
80.95
|
62.79
|
NAIK
|
4
|
Checking (mengecek)
|
70.00
|
63.33
|
73.33
|
27.27
|
NAIK
|
5
|
Critiquing (mengkritisi)
|
41.43
|
34.29
|
88.57
|
82.61
|
NAIK
|
C
|
Create (menciptakan)
|
12.14
|
52.62
|
85.71
|
69.85
|
NAIK
|
6
|
Generating (menyusun)
|
10.00
|
37.86
|
95.71
|
93.10
|
NAIK
|
7
|
Planning (merencanakan)
|
9.29
|
48.57
|
70.00
|
41.67
|
NAIK
|
8
|
Producing (menghasilkan)
|
17.14
|
71.43
|
91.43
|
70.00
|
NAIK
|
D
|
RATA-RATA NILAI
|
48.57
|
60.00
|
84.19
|
60.48
|
NAIK
|
E
|
KETUNTASAN BELAJAR
|
25.71
|
71.43
|
97.14
|
90.00
|
NAIK
|
Dari
tabel.1 diatas, dapat dijelaskan sebagai berikut :
a.
Kemampuan berfikir tingkat tinggi siswa pada
tingkatan atau tahapan menganalisa mengalami kenaikan sebesar 21,05%, walaupun
masih ada bagian yang belum menunjukan kenaikan, yaitu pada tahapan berfikir
dalam menghubungkan (Attributing).
b.
Kemampuan berfikir tingkat tinggi siswa
pada tingkatan atau tahapan mengevaluasi mengalami kenaikan sebesar 62,79%
c.
Kemampuan berfikir tingkat tinggi siswa
pada tingkatan atau tahapan mencipta mengalami kenaikan sebesar 69,85%
d.
Secara umum kemampuan berfikir tingkat
tinggi siswa meningkat sebesar 60,48%,
e.
Tingkat ketuntasan belajar siswa
meningkat sebesar 90,00%,
2.
Untuk mengetahui respon siswa selama
pembelajaran dengan menggunakan video pembelajaran, dapat dilihat berdasarkan
hasil angket penilaian video pembelajaran selama 2 pertemuan, hasilnya sebagai berikut
:
Tabel 2 : Penilaian Video
Pembelajaran
NO
|
INDIKATOR
|
PERTEMUAN
|
N GAIN
|
KATEGORI
|
|
2
|
3
|
||||
1
|
Kesesuaian video
pembelajaran dengan tujuan pembelajaran
|
65.71
|
70.30
|
13.38
|
NAIK
|
2
|
Kesesuaian video
pembelajaran dengan materi
|
65.71
|
73.94
|
23.99
|
NAIK
|
3
|
Kemampuan video
pembelajaran dalam mengembangkan
motivasi belajar siswa
|
56.57
|
57.58
|
2.31
|
NAIK
|
4
|
Kemampuan video
pembelajaran dalam menarik perhatian siswa
|
54.29
|
60.00
|
12.50
|
NAIK
|
5
|
Kemampuan video
pembelajaran dalam menciptakan rasa senang siswa
|
49.71
|
55.76
|
12.02
|
NAIK
|
6
|
Kemampuan video
pembelajaran dalam memahami dan mengingat materi
|
50.86
|
53.33
|
5.04
|
NAIK
|
7
|
Kemampuan video
pembelajaran dalam mengulang apa yang dipelajari
|
57.71
|
63.64
|
14.00
|
NAIK
|
8
|
Kemampuan video
pembelajaran dalam stimulus belajar
|
52.00
|
72.73
|
43.18
|
NAIK
|
9
|
Kemampuan video
pembelajaran untuk umpan balik dengan segera
|
52.00
|
68.48
|
34.34
|
NAIK
|
10
|
Kemampuan video
pembelajaran dalam menggalakan latihan yang serasi
|
55.43
|
63.03
|
17.06
|
NAIK
|
11
|
Kemampuan video
pembelajaran dalam penyesuaian dengan lingkungan belajar
|
52.57
|
72.12
|
41.22
|
NAIK
|
12
|
Kemudahan penggunaan
video pembelajaran dalam pembelajaran
|
52.57
|
67.27
|
31.00
|
NAIK
|
13
|
Efesiensi video
pembelajaran terhadap waktu, biaya dan tenaga
|
62.86
|
68.48
|
15.15
|
NAIK
|
14
|
Keamanan video
pembelajaran
|
68.57
|
76.36
|
24.79
|
NAIK
|
15
|
Kualitas video
pembelajaran
|
66.86
|
73.94
|
21.37
|
NAIK
|
%-TASE
|
57.56
|
66.46
|
20.98
|
NAIK
|
Dari
tabel.2 diatas, secara umum respon siswa terhadap penggunaan video pembelajaran
mengalami kenaikan sebesar 20,98%, walaupun masih ada beberapa indikator yang masih
perlu penekanan lagi, yaitu :
a.
Kemampuan video pembelajaran dalam
mengembangkan motivasi belajar siswa,
diusahakan dengan menambahkan ilustrasi atau tampilan video yang lebih
menarik
b.
Kemampuan video pembelajaran dalam
memahami dan mengingat materi, diusahakan dengan menggunakan narasi yang
berbahasa indonesia
c.
Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan video pembelajaran, perlu memperhatikan beberapa hal, sebagai
berikut :
1)
Tahap persiapan :
i. Pilihlah
video pembelajaran yang sesuai dengan materi dan menarik
ii. Ganti
narasi yang berbahasa asing dengan menggunakan bahasa indonesia
iii. Gunakan
LCD proyektor dan sound system yang memadai
2)
Tahap Pelaksanaan :
i. Gunakan
tombol pause untuk memberikan kesempatan kepada siswa dalam memahami materi
yang ditayangkan.
ii. Putar
ulang bagian video pembelajaran yang menurut siswa masih kurang paham
iii. Sisipkan
video klip musik atau video motivasi untuk membangun suasana belajar yang mulai
menurun
3)
Tahapan Evaluasi :
i. Tanyakan
kepada siswa tentang tampilan, materi, dan soal latihan yang ada pada video
pembelajaran yang telah selesai ditayangkan
ii. Sebarkan
angket penggunaan video pembelajaran dan minta kepada siswa untuk memberikan
saran pengembangan video pembelajaran
3.
Untuk mengetahui validitas video
pembelajaran elektronika dasar, dapat dilihat dari hasil angket penggunaan
video pembelajaran yang dinilai oleh observer selama 2 pertemuan, adapun
hasilnya sebesar 98,67 pada kategori amat baik, dengan saran-sarannya sebagai
berikut :
a.
Perlu adanya peningkatan media video
pembelajaran
b.
Agar adanya peningkatan video
pembelajaran pada tiap tingkat atau kelas
c.
Kualitas video pembelajaran diperlukan
agar lebih menarik minat siswa dalam kemudahan bagi guru dalam menyampaikan
materi.
Simpulan, Saran, dan Rekomendasi
Berdasarkan
hasil penelitian tindakan tentang penggunaan video pembelajaran elektronika
dasar untuk meningkatkan kemampuan berfikir tingkat tinggi siswa kelas XEA SMKN
2 Bogor meningkat sebesar 60,48%.
Adapun
saran-saran dalam penggunaan video pembelajaran dan pengembanganya, sebagai berikut
:
1. Bagi siswa, video pembelajaran dapat digunakan
belajar dimanapun dan kapanpun serta dapat ditayangkan berkali-kali untuk
melatih kemampuan berfikir tingkat tinggi siswa,
2. Bagi Guru : (a) Pilihlah video pembelajaran yang
sesuai dengan materi dan karateristik siswa, (b) Gunakan bahasa narasi yang
mudah dimengerti siswa, (c) Sisipkan pertanyaan yang mengarah kepada kemampuan
berfikir tingkat tinggi siswa disetiap sesi video pembelajaran, (d) Sisipkan
video klip musik atau video motivasi disela-sela video pembelajaran, untuk
membangkitkan semangat belajar siswa
3. Bagi Sekolah : (a) Dapat digunakan dalam
pengembangan e-learning disekolah, terutama untuk penambahan materi bagi siswa
yang sedang melaksanakan praktek kerja di
industi, (b) Dapat dikembangkan untuk mata pelajaran lainnya, (c) Dapat
dikembangkan untuk pembuatan video pembelajaran yang bersifat tutorial
Daftar Pustaka
Akbar Sa’dun. 2013.
Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung : Remaja Rosdakarya
Ayuningtyas Nurina.
2012. Proses Penyelesaian Soal Higher Order Thinking Materi Aljabar Siswa SMP Ditinjau Berdasarkan Kemampuan Matematika Siswa.
Surabaya : Universitas Negeri Surabaya
Gunawan W Adi. 2006.
Genius Learning Strategy. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Herlanti Yanti. 2006.
Tanya Jawab Penelitian Pendidikan Sains. Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah
Ismaniati Christina.
2012. Pengembangan dan Pemanfaatan Media Video Instruksional untuk Meningkatkan kualitas Pembelajaran . Majalah Ilmiah Pembelajaran
Sugiyono. 2014. Metode
Penelitian Kombinasi. Bandung : Alfabeta
Wardoyo Mangun Sigit.
2013. Pembelajaran Konstruktivisme. Bandung : Alfabeta
Wind Ajeng. 2014. Jago
Membuat Video Tutorial. Jakarta : Dunia Komputer
http://guraru.org/guru-berbagi/pengunaan
video tutorial dalam proses pembelajaran di smk. diunduh : 22 / 04 / 2014 / 17:01:30
0 comments:
Posting Komentar