A. KONSEP BERPIKIR TINGKAT TINGGI
Menurut
taksonomi Bloom, keterampilan dibagi menjadi dua bagian. Pertama adalah
keterampilan tingkat rendah yang penting dalam proses pembelajaran, yaitu:
mengingat (remembering), memahami (understanding), dan menerapkan (applying),
dan kedua adalah yang diklasifikasikan ke dalam keterampilan berpikir tingkat
tinggi berupa keterampilan menganalisis (analyzing), mengevaluasi (evaluating),
dan mencipta (creating).
Pembelajaran
yang berorientasi pada Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi adalah pembelajaran
yang melibatkan 3 aspek keterampilan berpikir tingkat tinggi yaitu: transfer of
knowledge, critical and creative thinking, dan problem solving. Dalam proses
pembelajaran keterampilan berpikir tingkat tinggi tidak memandang level KD,
apakah KD nya berada pada tingkatan C1, C2, C3, C4, C5, atau C6.
1. Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi sebagai Transfer of
Knowledge,
erat kaitannya dengan keterampilan berpikir sesuai dengan ranah kognitif,
afektif, dan psikomotor yang menjadi satu kesatuan dalam proses belajar dan
mengajar.
a. Ranah Kognitif
Proses
Kognitif sesuai dengan level kognitif Bloom, terdiri dari 6 tingkatan, yaitu :
PROSES
KOGNITIF
|
DEFINISI
|
||
C1
|
LO
TS
|
Mengingat
|
Mengambil
pengetahuan yang relevan dari ingatan
|
C2
|
Memahami
|
Membangun
arti dari proses pembelajaran, termasuk komunikasi lisan, tertulis, dan
gambar
|
|
C3
|
Menerapkan/
Mengaplikasikan
|
Melakukan
atau menggunakan prosedur di dalam situasi yang tidak biasa
|
|
C4
|
HO
TS
|
Menganalisis
|
Memecah
materi ke dalam bagian-bagiannya dan menentukan bagaimana bagian-bagian itu
terhubungkan antarbagian dan ke struktur atau tujuan keseluruhan
|
C5
|
Menilai/
Mengevaluasi
|
Membuat
pertimbangan berdasarkan kriteria atau standar
|
|
C6
|
Mengkreasi/
Mencipta
|
Menempatkan
unsur-unsur secara bersama-sama untuk membentuk keseluruhan secara koheren
atau fungsional; menyusun kembali unsur-unsur ke dalam pola atau struktur
baru
|
Dimensi
pengetahuan Anderson dan Krathwoll, meliputi :
·
Pengetahuan
faktual, terdiri : (1) Pengetahuan terminologi meliputi nama-nama dan
simbol-simbol verbal dan nonverbal tertentu (contohnya kata-kata, angka-angka,
tanda-tanda, dan gambar-gambar). (2) Pengetahuan yang detail dan elemen-elemen
yang spesifik mengacu pada pengetahuan peristiwa-peristiwa, tempat-tempat,
orang-orang, tanggal, sumber informasi, dan semacamnya.
·
Pengetahuan
konseptual, terdiri : (1) Pengetahuan
klasifikasi dan kategori meliputi kategori, kelas, pembagian, dan penyusunan
spesifik yang digunakan dalam pokok bahasan yang berbeda; (2) Prinsip dan generalisasi cenderung
mendominasi suatu disiplin ilmu akademis dan digunakan untuk mempelajari
fenomena atau memecahkan masalahmasalah dalam disiplin ilmu; (3) Pengetahuan
teori, model, dan struktur meliputi pengetahuan mengenai prinsip-prinsip dan
generalisasi-generalisasi bersama dengan hubunganhubungan di antara mereka yang
menyajikan pandangan sistemis, jelas, dan bulat mengenai suatu fenomena,
masalah, atau pokok bahasan yang kompleks.
·
Pengetahuan
metakognitif, terdiri : (1) Pengetahuan strategi adalah pengetahuan mengenai
strategi-strategi umum untuk pembelajaran, berpikir, dan pemecahan
masalah. (2) Pengetahuan mengenai tugas
kognitif, termasuk pengetahuan kontekstual dan kondisional. Para peserta didik mengembangkan pengetahuan
mengenai strategi-strategi pembelajaran dan berpikir, pengetahuan ini
mencerminkan baik strategistrategi umum apa yang digunakan dan bagaimana mereka
menggunakan. (3) Pengetahuan diri. Kewaspadaan diri mengenai keluasan dan
kedalaman dari dasar pengetahuan dirinya merupakan aspek penting pengetahuan
diri. Para peserta didik perlu memperhatikan terhadap jenis strategi yang
berbeda. Kesadaran seseorang cenderung terlalu bergantung pada strategi
tertentu, dimana terdapat strategi-strategi lain yang lebih tepat untuk tugas
tersebut, dapat mendorong ke arah suatu perubahan dalam penggunaan strategi.
Kata
kerja yang digunakan dalam proses pembelajaran sesuai dengan ranah kognitif
Bloom adalah sebagai berikut :
Ranah
Kognitif
|
Kata
Kerja
|
Mengingat
(C1)
|
Mengutip
Menyebutkan Menjelaskan Menggambar Membilang Mengidentifikasi Mendaftar
Menunjukkan Memberi label Memberi indeks Memasangkan Membaca Menamai Menandai
Menghafal Meniru Mencatat Mengulang Mereproduksi Meninjau Memilih Menabulasi
Memberi kode Menulis Menyatakan Menelusuri
|
Memahami
(C2)
|
Memperkirakan
Menjelaskan Menceritakan Mengkategorikan Mencirikan Merinci Mengasosiasikan
Membandingkan Menghitung Mengontraskan Menjalin Mendiskusikan Mencontohkan
Mengemukakan Mempolakan Memperluas Menyimpulkan Meramalkan Merangkum
Menjabarkan Menggali Mengubah Mempertahankan Mengartikan Menerangkan
Menafsirkan Memprediksi Melaporkan Membedakan
|
Mengaplikasikan
(C3)
|
Menugaskan
Mengurutkan Menentukan Menerapkan Mengalkulasi Memodifikasi Menghitung
Membangun Mencegah Menentukan Menggambarkan Menggunakan Menilai Melatih
Menggali Mengemukakan Mengadaptasi Menyelidiki Mempersoalkan Mengonsep
Melaksanakan Memproduksi Memproses Mengaitkan Menyusun Memecahkan Melakukan
Menyimulasikan Menabulasi Memproses Membiasakan Mengklasifikasi Menyesuaikan
Mengoperasikan Meramalkan
|
Menganalisis
(C4)
|
Mengaudit
Mengatur Menganimasi Mengumpulkan Memecahkan Menegaskan Menganalisis
Menyeleksi Merinci Menominasikan Mendiagramkan Mengorelasikan Menguji Mencerahkan
Membagankan Menyimpulkan Menjelajah Memaksimalkan Memerintahkan Mengaitkan
Mentransfer Melatih Mengedit Menemukan Menyeleksi Mengoreksi Mendeteksi
Menelaah Mengukur Membangunkan Merasionalkan Mendiagnosis Memfokuskan
Memadukan
|
Mengevaluasi
(C5)
|
Membandingkan
Menyimpulkan Menilai Mengarahkan Memprediksi Memperjelas Menugaskan
Menafsirkan Mempertahankan Memerinci Mengukur Merangkum Membuktikan
Memvalidasi Mengetes Mendukung Memilih Memproyeksikan Mengkritik Mengarahkan
Memutuskan Memisahkan Menimbang
|
Mencipta/Membuat
(C6)
|
Mengumpulkan
Mengabstraksi Mengatur Menganimasi Mengategorikan Membangun Mengkreasikan
Mengoreksi Merencanakan Memadukan Mendikte Membentuk Meningkatkan
Menanggulangi Menggeneralisasi Menggabungkan Merancang Membatas Mereparasi
Membuat Menyiapkan Memproduksi Memperjelas Merangkum Merekonstruksi Mengarang
Menyusun Mengkode Mengombinasikan Memfasilitasi Mengkonstruksi Merumuskan
Menghubungkan Menciptakan Menampilkan
|
b. Ranah Afektif
Menurut
Kartwohl & Bloom dikelompokkan menjadi 5 kategori, yaitu :
PROSES
AFEKTIF
|
DEFINISI
|
|
AI
|
Penerimaan
|
semacam
kepekaan dalam menerima rangsangan atau stimulasi dari luar yang datang pada
diri peserta didik.
|
A2
|
Menanggapi
|
suatu
sikap yang menunjukkan adanya partisipasi aktif untuk mengikutsertakan dirinya
dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya dengan salah satu cara
|
A3
|
Penilaian
|
memberikan
nilai, penghargaan, dan kepercayaan terhadap suatu gejala atau stimulus
tertentu
|
A4
|
Mengelola
|
konseptualisasi
nilai-nilai menjadi sistem nilai, serta pemantapan dan prioritas nilai yang
telah dimiliki
|
A5
|
Karakterisasi
|
keterpaduan
semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola
kepribadian dan tingkah lakunya.
|
Kata
kerja operasional ranah afektif, sebagai berikut :
Ranah
afektif
|
Kata
Kerja
|
Menerima
(A1)
|
Mengikuti
Menganut Mematuhi Meminati.
|
Merespon
(A2)
|
Menyenangi
Mengompromikan Menyambut Mendukung Melaporkan Memilih Memilah Menolak
Menampilkan Menyetujui Mengatakan
|
Menghargai
(A3)
|
Mengasumsikan
Meyakini Meyakinkan Memperjelas Menekankan Memprakarsai Menyumbang Mengimani
|
Mengorganisasikan
(A4)
|
Mengubah
Menata Membangun Membentuk-pendapat Memadukan Mengelola Merembuk Menegosiasi
|
Karakterisasi
menurut nilai (A5)
|
Membiasakan
Mengubah perilaku Berakhlak mulia Melayani Mempengaruhi Mengkualifikasi
Membuktikan Memecahkan
|
c. Ranah Psikomotor
Proses
Psikomotor, meliputi :
PROSES
PSIKOMOTOR
|
DEFINISI
|
|
PI
|
Imitasi
|
Imitasi
berarti meniru tindakan seseorang.
|
P2
|
Manipulasi
|
Manipulasi
berarti melakukan keterampilan atau menghasilkan produk dengan cara mengikuti
petunjuk umum, bukan berdasarkan observasi. Pada kategori ini, peserta didik
dipandu melalui instruksi untuk melakukan keterampilan tertentu
|
P3
|
Presisi
|
Presisi
berarti secara independen melakukan keterampilan atau menghasilkan produk
dengan akurasi, proporsi, dan ketepatan. Dalam bahasa sehari-hari, kategori
ini dinyatakan sebagai “tingkat mahir”.
|
P4
|
Artikulasi
|
Artikulasi
artinya memodifikasi keterampilan atau produk agar sesuai dengan situasi
baru, atau menggabungkan lebih dari satu keterampilan dalam urutan harmonis
dan konsisten
|
P5
|
Naturalisasi
|
Naturalisasi
artinya menyelesaikan satu atau lebih keterampilan dengan mudah dan membuat
keterampilan otomatis dengan tenaga fisik atau mental yang ada. Pada kategori
ini, sifat aktivitas telah otomatis, sadar penguasaan aktivitas, dan
penguasaan keterampilan terkait sudah pada tingkat strategis (misalnya dapat
menentukan langkah yang lebih efisien)
|
Kata
kerja operasional ranah psikomotor, sebagai berikut :
Ranah
Psikomotorik
|
Kata
Kerja
|
Imitasi
(P1)
|
Menyalin
Mengikuti Mereplikasi Mengulangi Mematuhi Mengaktifkan Menyesuaikan
Menggabungkan Mengatur Mengumpulkan Menimbang Memperkecil Mengubah
|
Manipulasi
(P2)
|
Kembali
membuat Membangun Melakukan Melaksanakan Menerapkan Mengoreksi
Mendemonstrasikan Merancang Melatih Memperbaiki Memanipulasi Mereparasi
|
Presisi
(P3)
|
Menunjukkan
Melengkapi Menyempurnakan Mengkalibrasi Mengendalikan Mengalihkan
Menggantikan Memutar Mengirim Memproduksi Mencampur Mengemas Menyajikan
|
Artikulasi
(P4)
|
Membangun Mengatasi Menggabungkankoordinat
Mengintegrasikan Beradaptasi Mengembangkan Merumuskan Memodifikasi master
Mensketsa
|
Naturalisasi
(P5)
|
Mendesain
Menentukan Mengelola Menciptakan
|
2. Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi sebagai Critical and
Creative Thinking,
Berpikir
kritis merupakan proses dimana segala pengetahuan dan keterampilan dikerahkan
dalam memecahkan permasalahan yang muncul, mengambil keputusan, menganalisis
semua asumsi yang muncul dan melakukan investigasi atau penelitian berdasarkan
data dan informasi yang telah didapatkan sehingga menghasilkan informasi atau
simpulan yang diinginkan.
Berfikir
kreatif merupakan kemampuan yang sebagian besar dari kita yang terlahir bukan
pemikir kreatif alami. Perlu teknik khusus untuk membantu menggunakan otak kita
dengan cara yang berbeda. Masalah pada pemikiran kreatif adalah bahwa hampir
secara definisi dari setiap ide yang belum diperiksa akan terdengar aneh dan
mengada-ngada bahkan terdengar gila. Tetapi solusi yang baik mungkin akan
terdengar aneh pada awalnya. Namun demikian, solusi tersebut jarang diungkapkan
dan dicoba
Elemen
dasar tahapan keterampilan berpikir kritis, yaitu FRISCO, meliputi :
ELEMEN
|
DEFINISI
|
|
F
|
Focus
|
Mengidentifikasi
masalah dengan baik
|
R
|
Reason
|
Alasan-alasan
yang diberikan bersifat logis atau tidak untuk disimpulkan seperti yang telah
ditentukan dalam permasalahan
|
I
|
Inference
|
Jika
alasan yang dikembangkan adalah tepat, maka alasan tersebut harus cukup
sampai pada kesimpulan yang sebenarnya
|
S
|
Situation
|
Membandingkan
dengan situasi yang sebenarnya.
|
C
|
Clarity
|
Harus
ada kejelasan istilah maupun penjelasan yang digunakan pada argumen sehingga
tidak terjadi kesalahan dalam mengambil kesimpulan
|
O
|
Overview
|
Pengecekan
terhadap sesuatu yang telah ditemukan, diputuskan, diperhatikan, dipelajari,
dan disimpulkan
|
3. Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi sebagai Problem
Solving
Menurut
Mourtos, Okamoto, dan Rhee, ada enam aspek yang dapat digunakan untuk mengukur
sejauh mana keterampilan pemecahan masalah peserta didik, yaitu :
·
Menentukan
masalah. Mendefinisikan masalah, menjelaskan permasalahan, menentukan kebutuhan
data dan informasi yang harus diketahui sebelum digunakan untuk mendefinisikan
masalah sehingga menjadi lebih detail, dan mempersiapkan kriteria untuk
menentukan hasil pembahasan dari masalah yang dihadapi;
·
Mengeksplorasi
masalah. Menentukan objek yang berhubungan dengan masalah, memeriksa masalah
yang terkait dengan asumsi, dan menyatakan hipotesis yang terkait dengan
masalah;
·
Merencanakan
solusi. Peserta didik mengembangkan rencana untuk memecahkan masalah, memetakan
sub-materi yang terkait dengan masalah, memilih teori prinsip dan pendekatan
yang sesuai dengan masalah, dan menentukan informasi untuk menemukan solusi;
·
Melaksanakan
rencana. Pada tahap ini peserta didik menerapkan rencana yang telah ditetapkan;
·
Memeriksa
solusi. Mengevaluasi solusi yang digunakan untuk memecahkan masalah;
·
Mengevaluasi.
Pada langkah ini, solusi diperiksa, asumsi yang terkait dengan solusi dibuat,
memperkirakan hasil yang diperoleh ketika mengimplementasikan solusi dan
mengomunikasikan solusi yang telah dibuat
B. KOMPETENSI KETERAMPILAN 4CS (CREATIVITY, CRITICAL
THINKING, COLLABORATION, COMMUNICATION) ABAD 21
4Cs
merupakan keterampilan abad ke-21 (P21) yaitu keterampilan yang diperlukan
untuk pendidikan abad ke-21. Adapun Peta Kompetensi Keterampilan 4Cs yang
sesuai dengan P21, sbb:
FRAMEWORK
21st CENTURY SKILLS
|
KOMPETENSI
BERPIKIR P21
|
Creativity
Thinking and innovation
|
Peserta
didik dapat menghasilkan, mengembangkan, dan mengimplementasikan ide-ide
mereka secara kreatif baik secara mandiri maupun berkelompok.
|
Critical
Thinking and Problem Solving
|
Peserta
didik dapat mengidentifikasi, menganalisis, menginterpretasikan, dan
mengevaluasi bukti-bukti, argumentasi, klaim, dan data-data yang tersaji
secara luas melalui pengkajian secara mendalam, serta merefleksikannya dalam
kehidupan sehari hari.
|
Communication
|
Peserta
didik dapat mengomunikasikan ide-ide dan gagasan secara efektif menggunakan
media lisan, tertulis, maupun teknologi
|
Collaboration
|
Peserta
didik dapat bekerja sama dalam sebuah kelompok dalam memecahkan permasalahan
yang ditemukan
|
1. Kerangka Kerja enGauge 21st Century Skill, meliputi :
a.
Digital
Age Literacy/Era Literasi Digital :
·
Literasi
ilmiah, matematika, dan teknologi dasar
·
Literasi
visual dan informasi
·
Literasi
budaya dan kesadaran global
b.
Inventive
Thinking/Berpikir Inventif
·
Adaptablility
dan kemampuan untuk mengelola kompleksitas
·
Keingintahuan,
kreativitas, dan pengambilan risiko
·
Berpikir
tingkat tinggi dan alasan yang masuk akal
c.
Effective
Communication/Komunikasi yang Efektif
·
Keterampilan,
kolaborasi, dan interpersonal
·
Tanggung
jawab pribadi dan sosial
·
Komunikasi
interaktif
d.
High
Productivity/Produktivitas Tinggi
·
Kemampuan
untuk memprioritaskan, merencanakan, dan mengelola hasil
·
Penggunaan
alat dunia nyata yang efektif
·
Produk
yang relevan dan berkualitas tinggi
2.
Kerangka konsep
berpikir abad 21 di Indonesia, dirumuskan menjadi Indonesian Partnership for
21 Century Skill Standard (IP-21CSS), meliputi :
Framework 21st Century Skills
|
IP-21CSS
|
Aspek
|
Creativity Thinking and innovation
|
4Cs
|
Berpikir secara
kreatif
Bekerja kreatif
dengan lainnya
Mengimplementasikan inovasi
|
Critical Thinking and Problem Solving
|
Penalaran efektif
Menggunakan sistem
berpikir
Membuat penilaian
dan keputusan
Memecahkan masalah
|
|
Communication and Collaboration
|
Berkomunikasi
secara jelas
Berkolaborasi
dengan orang lain
|
|
Information, Media, and Technology Skills
|
ICTs
|
Mengakses dan
mengevaluasi informasi
Menggunakan dan
menata informasi
Menganalisis dan
menghasilkan media
Mengaplikasikan
teknologi secara efektif
|
Life & Career Skills
|
Character Building
|
Menunjukkan perilaku scientific attitude (hasrat ingin
tahu, jujur, teliti, terbuka dan penuh
kehati-hatian)
Menunjukkan penerimaan terhadap nilai moral yang
berlaku di masyarakat
|
Spiritual Values
|
Menghayati konsep
ke-Tuhanan melalui ilmu
pengetahuan
Menginternalisasikan nilai-nilai spiritual dalam kehidupan
sehari-hari
|
3. Contoh Desain Pembelajaran menggunakan 4Cs, sbb :
KD Pengetahuan
KD Ketrampilan
|
|
4Cs
|
Indikator Pencapaian
Kompetensi
|
Creativity
|
|
Critical Thinking
|
|
Communication
|
|
Collaboration
|
C. AMANAT KURIKULUM 2013 MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK
Proses
pembelajaran saintifik memuat aktivitas :
mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/mencoba, mengasosiasikan/mengolah informasi, dan mengomunikasikan. Kelima aktivitas
pembelajaran tersebut dapat dirinci dalam berbagai kegiatan belajar sebagaimana
tercantum dalam tabel berikut :
Aktivitas
|
Kegiatan Belajar
|
Kompetensi yang
Dikembangkan
|
Mengamati
|
Melihat, mendengar, meraba, membau
|
Melatih kesungguhan,
ketelitian, mencari informasi
|
Menanya
|
Mengajukan
pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau
pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati
(dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat
hipotetik).
|
Mengembangkan
kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk
pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat
|
Mengumpulkan
informasi/ eksperimen
|
- Melakukan
eksperimen.
- Membaca sumber
lain selain buku
teks.
- Mengamati
objek/kejadian.
- Aktivitas.
- Wawancara dengan
narasumber.
|
Mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan,
menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan
mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan
kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat
|
Mengasosiasikan /mengolah informasi
|
- Mengolah
informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan
/ eksperimen mau pun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan
informasi.
-
Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan
kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi
dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang
bertentangan.
|
Mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin,
taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan
berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan
|
Mengomunikasikan
|
Menyampaikan hasil
pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis,
atau media lainnya
|
Mengembangkan sikap
jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan
pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang
baik dan bena
|
D. ANALISIS STANDAR KELULUSAN (SKL) DAN KOMPETENSI INTI (KI)
Analisis
SKL untuk mengetahui arah capaian setiap peserta didik dalam menuntaskan
pembelajaran yang dilakukan. Selama menjalani proses pembelajaran peserta didik
harus mampu memenuhi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang sudah ditetapkan
pada Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016 pada setiap jenjang pendidikan.
Analisis
KI untuk mengetahui apakah KI yang telah dirumuskan menunjang dalam pencapaian
SKL. Terdapat empat KI yaitu KI sikap spiritual (KI-1), KI sikap sosial (KI-2),
KI pengetahuan (KI-3), dan KI keterampilan (KI-4).
Langkah
Analisis SKL dan KI yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
1.
Membaca
dan memahami Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi
Lulusan dan Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi;
2.
Melihat
tuntutan yang ada pada deskripsi SKL dan KI;
3.
Memperhatikan
dimensi pengetahuan pada SKL dan KI; komponen pengetahuan/keterampilan pada SKL
dan KI; tempat penerapan yang digambarkan pada SKL dan KI.
4.
Melihat
keterkaitan antara SKL dengan KI.
Berikut
contoh analisisnya :
No
|
SKL
|
KI
|
Hasil
Analisis
|
1
|
SKL
Pengetahuan:
Memiliki
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat
teknis, spesifik, detil, dan kompleks berkenaan dengan: 1. ilmu pengetahuan, 2. teknologi,
3.
seni,
4. budaya, dan 5.
humaniora. Mampu mengaitkan
pengetahuan di atas dalam konteks diri sendiri, keluarga, sekolah,
masyarakat, dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, serta kawasan
regional dan internasional.
|
KI
Pengetahuan :
3.
Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
|
1.
Antara SKL dan KI peserta didik dituntut memahami, menerapkan, dan
mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual dan prosedural berdasarkan rasa
ingin tahunya dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah;
|
2
|
SKL
Keterampilan :
Berpikir
dan bertindak : 1. kreatif,
2.
produktif,
3. kritis, 4. mandiri,
5.
kolaboratif, dan 6. komunikatif. melalui
pendekatan ilmiah sebagai pengembangan dari yang dipelajari di satuan
pendidikan dan sumber lain secara mandiri
|
KI
Ketrampilan :
4.
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri dan
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
|
1.
Mengolah, menalar, dan menyajikan dalam ranah konkret dan ranah abstrak pada
rumusan KI merupakan langkah untuk mengantarkan peserta didik untuk berpikir
dan bertindak kreatif,
produktif,
kritis, mandiri,
kolaboratif, dan komunikatif
melalui pendekatan ilmiah
|
E. PERUMUSAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI (IPK)
Pengembangan
IPK memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1.
Tentukanlah
proses berpikir yang akan dilakukan oleh peserta didik untuk mencapai
kompetensi minimal yang ada pada KD;
2.
Rumusan
IPK menggunakan kata kerja operasional (KKO) yang bisa diukur;
3.
Dirumuskan
dalam kalimat yang simpel, jelas, dan mudah dipahami;
4.
Tidak
menggunakan kata yang bermakna ganda;
5.
Hanya
mengandung satu tindakan;
6.
Memperhatikan
karakteristik mata pelajaran, potensi, dan kebutuhan peserta didik, sekolah,
masyarakat, dan lingkungan/daerah.
IPK
dikategorikan menjadi tiga, yaitu :
1.
Indikator
Kunci
a.
Indikator
yang sangat memenuhi kriteria UKRK (Urgensi, Keterkaitan, Relevansi,
Keterpakaian).
b.
Kompetensi
yang dituntut adalah kompetensi minimal yang terdapat pada KD.
c.
Memiliki
sasaran untuk mengukur ketercapaian standar minimal dari KD.
d.
Dinyatakan
secara tertulis dalam pengembangan RPP dan harus teraktualisasi dalam
pelaksanaan proses pembelajaran, sehingga kompetensi minimal yang harus
dikuasai peserta didik tercapai berdasarkan tuntutan KD mata pelajaran.
2.
Indikator
Pendukung
a.
Membantu
peserta didik memahami indikator kunci.
b.
Dinamakan juga indikator prasyarat yang berarti
kompetensi yang sebelumnya telah dipelajari peserta didik, berkaitan dengan
indikator kunci yang dipelajari.
3.
Indikator
Pengayaan
a.
Mempunyai
tuntutan kompetensi yang melebihi dari tuntutan kompetensi dari standar minimal
KD.
b.
Tidak
selalu harus ada.
c.
Dirumuskan
apabila potensi peserta didik memiliki kompetensi yang lebih tinggi dan perlu
peningkatan yang baik dari standar minimal KD.
F. PENENTUAN MODEL PEMBELAJARAN
Implementasi
Kurikulum 2013 menurut Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses
menggunakan 3 (tiga) model pembelajaran yang diharapkan dapat membentuk
perilaku saintifik, sosial serta mengembangkan rasa keingintahuan. Ketiga model
tersebut adalah: (1) model Pembelajaran Melalui Penyingkapan/Penemuan
(Discovery/Inquiry Learning), (2) model Pembelajaran Berbasis Masalah
(Problem-based Learning/PBL), (3) model Pembelajaran Berbasis Proyek
(Project-based Learning/PJBL).
1. MODEL DISCOVERY/INQUIRY LEARNING
Langkah kerja (sintak)
model pembelajaran penyingkapan/penemuan adalah sebagai berikut :
a.
Sintak
model Discovery Learning meliputi :
·
Pemberian
rangsangan (stimulation);
·
Pernyataan/Identifikasi
masalah (problem statement);
·
Pengumpulan
data (data collection);
·
Pengolahan
data (data processing);.
·
Pembuktian
(verification);
·
Menarik
simpulan/generalisasi (generalization).
b.
Sintak/tahap
model inkuiri meliputi :
·
Orientasi
masalah;
·
Pengumpulan
data dan verifikasi;
·
Pengumpulan
data melalui eksperimen;
·
Pengorganisasian
dan formulasi eksplanasi;
·
Analisis
proses inkuiri
2. MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM-BASED LEARNING (PBL)
Sintak
model Problem-based Learning menurut Arends (2012), sebagai berikut :
a.
Orientasi
peserta didik pada masalah;
b.
Mengorganisasikan
peserta didik untuk belajar;
c.
Membimbing
penyelidikan individu maupun kelompok;
d.
Mengembangkan
dan menyajikan hasil karya;
e.
Menganalisis
dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
3. MODEL PEMBELAJARAN PROJECT-BASED LEARNING
Sintak
model Project-based Learning, sebagai berikut :
a.
Pertanyaan
Mendasar
b.
Mendesain
Perencanaan Produk
c.
Menyusun
Jadwal Pembuatan
d.
Memonitor
Keaktifan dan Perkembangan Proyek
e.
Menguji
Hasil
f.
Evaluasi
Pengalaman Belajar
Model
Pembelajaran berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi atau HOTS,
peran guru tidak banyak menerangkan, sebaliknya guru banyak melakukan stimulasi
pertanyaan untuk mendorong memunculkan pikiran-pikiran orisinal peserta didik, pertanyaanpertanyaan tersebut
mencakup :
a.
Pertanyaan
untuk memfokuskan perhatian atau kajian untuk diperdalam;
b.
Pertanyaan
untuk mendorong peserta didik berpikir menemukan alasan atau mengambil posisi
pendapat;
c.
Pertanyaan
untuk mengklarifikasi suatu konsep dengan arah bisa merumuskan definisi yang
jelas lewat memperbandingkan, menghubungkan, dan mencari perbedaan atas konsep-konsep yang ada;
d.
Pertanyaan
untuk mendorong munculnya gagasan-gagasan yang kreatif dan alternatif lewat
imajinasi;
e.
Pertanyaan
untuk mendorong peserta didik mencari data dan fakta pendukung serta
bukti-bukti untuk mengambil keputusan atau posisi;
f.
Pertanyaan
untuk mendorong peserta didik mengembangkan pikiran lebih jauh dan lebih
mendalam, dengan mencoba mengaplikasikan sesuatu informasi pada berbagai kasus
dan kondisi yang berbeda-beda, sehingga memiliki lebih banyak argumentasi.
g.
Pertanyaan
untuk mengembangkan kemampuan mengaplikasikan aturan atau teori yang lebih umum
pada kasus yang tengah dikaji
Sumber
: Buku Pegangan Pembelajaran Berorientasi pada Keterampilan Berpikir Tingkat
Tinggi, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
2019
0 comments:
Posting Komentar