Halaman

Senin, 30 September 2019

PEMBELAJARAN PKWU BERBASIS HOTS



A.    KONSEP BERPIKIR TINGKAT TINGGI
Menurut taksonomi Bloom, keterampilan dibagi menjadi dua bagian. Pertama adalah keterampilan tingkat rendah yang penting dalam proses pembelajaran, yaitu: mengingat (remembering), memahami (understanding), dan menerapkan (applying), dan kedua adalah yang diklasifikasikan ke dalam keterampilan berpikir tingkat tinggi berupa keterampilan menganalisis (analyzing), mengevaluasi (evaluating), dan mencipta (creating).
Pembelajaran yang berorientasi pada Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi adalah pembelajaran yang melibatkan 3 aspek keterampilan berpikir tingkat tinggi yaitu: transfer of knowledge, critical and creative thinking, dan problem solving. Dalam proses pembelajaran keterampilan berpikir tingkat tinggi tidak memandang level KD, apakah KD nya berada pada tingkatan C1, C2, C3, C4, C5, atau C6.
1.    Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi sebagai Transfer of Knowledge, erat kaitannya dengan keterampilan berpikir sesuai dengan ranah kognitif, afektif, dan psikomotor yang menjadi satu kesatuan dalam proses belajar dan mengajar.
a.    Ranah Kognitif
Proses Kognitif sesuai dengan level kognitif Bloom, terdiri dari 6 tingkatan, yaitu :
PROSES KOGNITIF
DEFINISI
C1
LO TS
Mengingat
Mengambil pengetahuan yang relevan dari ingatan
C2
Memahami
Membangun arti dari proses pembelajaran, termasuk komunikasi lisan, tertulis, dan gambar
C3
Menerapkan/ Mengaplikasikan
Melakukan atau menggunakan prosedur di dalam situasi yang tidak biasa
C4
HO TS
Menganalisis
Memecah materi ke dalam bagian-bagiannya dan menentukan bagaimana bagian-bagian itu terhubungkan antarbagian dan ke struktur atau tujuan keseluruhan
C5
Menilai/ Mengevaluasi
Membuat pertimbangan berdasarkan kriteria atau standar
C6
Mengkreasi/ Mencipta
Menempatkan unsur-unsur secara bersama-sama untuk membentuk keseluruhan secara koheren atau fungsional; menyusun kembali unsur-unsur ke dalam pola atau struktur baru

Dimensi pengetahuan Anderson dan Krathwoll, meliputi :
·        Pengetahuan faktual, terdiri : (1) Pengetahuan terminologi meliputi nama-nama dan simbol-simbol verbal dan nonverbal tertentu (contohnya kata-kata, angka-angka, tanda-tanda, dan gambar-gambar). (2) Pengetahuan yang detail dan elemen-elemen yang spesifik mengacu pada pengetahuan peristiwa-peristiwa, tempat-tempat, orang-orang, tanggal, sumber informasi, dan semacamnya.
·        Pengetahuan konseptual, terdiri :  (1) Pengetahuan klasifikasi dan kategori meliputi kategori, kelas, pembagian, dan penyusunan spesifik yang digunakan dalam pokok bahasan yang berbeda;  (2) Prinsip dan generalisasi cenderung mendominasi suatu disiplin ilmu akademis dan digunakan untuk mempelajari fenomena atau memecahkan masalahmasalah dalam disiplin ilmu; (3) Pengetahuan teori, model, dan struktur meliputi pengetahuan mengenai prinsip-prinsip dan generalisasi-generalisasi bersama dengan hubunganhubungan di antara mereka yang menyajikan pandangan sistemis, jelas, dan bulat mengenai suatu fenomena, masalah, atau pokok bahasan yang kompleks.
·        Pengetahuan metakognitif, terdiri : (1) Pengetahuan strategi adalah pengetahuan mengenai strategi-strategi umum untuk pembelajaran, berpikir, dan pemecahan masalah.  (2) Pengetahuan mengenai tugas kognitif, termasuk pengetahuan kontekstual dan kondisional.  Para peserta didik mengembangkan pengetahuan mengenai strategi-strategi pembelajaran dan berpikir, pengetahuan ini mencerminkan baik strategistrategi umum apa yang digunakan dan bagaimana mereka menggunakan. (3) Pengetahuan diri. Kewaspadaan diri mengenai keluasan dan kedalaman dari dasar pengetahuan dirinya merupakan aspek penting pengetahuan diri. Para peserta didik perlu memperhatikan terhadap jenis strategi yang berbeda. Kesadaran seseorang cenderung terlalu bergantung pada strategi tertentu, dimana terdapat strategi-strategi lain yang lebih tepat untuk tugas tersebut, dapat mendorong ke arah suatu perubahan dalam penggunaan strategi.
Kata kerja yang digunakan dalam proses pembelajaran sesuai dengan ranah kognitif Bloom adalah sebagai berikut :
Ranah Kognitif
Kata Kerja
Mengingat (C1)
Mengutip Menyebutkan Menjelaskan Menggambar Membilang Mengidentifikasi Mendaftar Menunjukkan Memberi label Memberi indeks Memasangkan Membaca Menamai Menandai Menghafal Meniru Mencatat Mengulang Mereproduksi Meninjau Memilih Menabulasi Memberi kode Menulis Menyatakan Menelusuri
Memahami (C2)
Memperkirakan Menjelaskan Menceritakan Mengkategorikan Mencirikan Merinci Mengasosiasikan Membandingkan Menghitung Mengontraskan Menjalin Mendiskusikan Mencontohkan Mengemukakan Mempolakan Memperluas Menyimpulkan Meramalkan Merangkum Menjabarkan Menggali Mengubah Mempertahankan Mengartikan Menerangkan Menafsirkan Memprediksi Melaporkan Membedakan
Mengaplikasikan (C3)
Menugaskan Mengurutkan Menentukan Menerapkan Mengalkulasi Memodifikasi Menghitung Membangun Mencegah Menentukan Menggambarkan Menggunakan Menilai Melatih Menggali Mengemukakan Mengadaptasi Menyelidiki Mempersoalkan Mengonsep Melaksanakan Memproduksi Memproses Mengaitkan Menyusun Memecahkan Melakukan Menyimulasikan Menabulasi Memproses Membiasakan Mengklasifikasi Menyesuaikan Mengoperasikan Meramalkan
Menganalisis (C4)
Mengaudit Mengatur Menganimasi Mengumpulkan Memecahkan Menegaskan Menganalisis Menyeleksi Merinci Menominasikan Mendiagramkan Mengorelasikan Menguji Mencerahkan Membagankan Menyimpulkan Menjelajah Memaksimalkan Memerintahkan Mengaitkan Mentransfer Melatih Mengedit Menemukan Menyeleksi Mengoreksi Mendeteksi Menelaah Mengukur Membangunkan Merasionalkan Mendiagnosis Memfokuskan Memadukan
Mengevaluasi (C5)
Membandingkan Menyimpulkan Menilai Mengarahkan Memprediksi Memperjelas Menugaskan Menafsirkan Mempertahankan Memerinci Mengukur Merangkum Membuktikan Memvalidasi Mengetes Mendukung Memilih Memproyeksikan Mengkritik Mengarahkan Memutuskan Memisahkan Menimbang
Mencipta/Membuat (C6)
Mengumpulkan Mengabstraksi Mengatur Menganimasi Mengategorikan Membangun Mengkreasikan Mengoreksi Merencanakan Memadukan Mendikte Membentuk Meningkatkan Menanggulangi Menggeneralisasi Menggabungkan Merancang Membatas Mereparasi Membuat Menyiapkan Memproduksi Memperjelas Merangkum Merekonstruksi Mengarang Menyusun Mengkode Mengombinasikan Memfasilitasi Mengkonstruksi Merumuskan Menghubungkan Menciptakan Menampilkan

b.    Ranah Afektif
Menurut Kartwohl & Bloom dikelompokkan menjadi 5 kategori, yaitu :
PROSES AFEKTIF
DEFINISI
AI
Penerimaan
semacam kepekaan dalam menerima rangsangan atau stimulasi dari luar yang datang pada diri peserta didik.
A2
Menanggapi
suatu sikap yang menunjukkan adanya partisipasi aktif untuk mengikutsertakan dirinya dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya dengan salah satu cara
A3
Penilaian
memberikan nilai, penghargaan, dan kepercayaan terhadap suatu gejala atau stimulus tertentu
A4
Mengelola
konseptualisasi nilai-nilai menjadi sistem nilai, serta pemantapan dan prioritas nilai yang telah dimiliki
A5
Karakterisasi
keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.

Kata kerja operasional ranah afektif, sebagai berikut :
Ranah afektif
Kata Kerja
Menerima (A1)
Mengikuti Menganut Mematuhi Meminati.
Merespon (A2)
Menyenangi Mengompromikan Menyambut Mendukung Melaporkan Memilih Memilah Menolak Menampilkan Menyetujui Mengatakan
Menghargai (A3)
Mengasumsikan Meyakini Meyakinkan Memperjelas Menekankan Memprakarsai Menyumbang Mengimani
Mengorganisasikan (A4)
Mengubah Menata Membangun Membentuk-pendapat Memadukan Mengelola Merembuk Menegosiasi
Karakterisasi menurut nilai (A5)
Membiasakan Mengubah perilaku Berakhlak mulia Melayani Mempengaruhi Mengkualifikasi Membuktikan Memecahkan

c.    Ranah Psikomotor
Proses Psikomotor, meliputi :
PROSES PSIKOMOTOR
DEFINISI
PI
Imitasi
Imitasi berarti meniru tindakan seseorang.
P2
Manipulasi
Manipulasi berarti melakukan keterampilan atau menghasilkan produk dengan cara mengikuti petunjuk umum, bukan berdasarkan observasi. Pada kategori ini, peserta didik dipandu melalui instruksi untuk melakukan keterampilan tertentu
P3
Presisi
Presisi berarti secara independen melakukan keterampilan atau menghasilkan produk dengan akurasi, proporsi, dan ketepatan. Dalam bahasa sehari-hari, kategori ini dinyatakan sebagai “tingkat mahir”.
P4
Artikulasi
Artikulasi artinya memodifikasi keterampilan atau produk agar sesuai dengan situasi baru, atau menggabungkan lebih dari satu keterampilan dalam urutan harmonis dan konsisten
P5
Naturalisasi
Naturalisasi artinya menyelesaikan satu atau lebih keterampilan dengan mudah dan membuat keterampilan otomatis dengan tenaga fisik atau mental yang ada. Pada kategori ini, sifat aktivitas telah otomatis, sadar penguasaan aktivitas, dan penguasaan keterampilan terkait sudah pada tingkat strategis (misalnya dapat menentukan langkah yang lebih efisien)

Kata kerja operasional ranah psikomotor, sebagai berikut :
Ranah Psikomotorik
Kata Kerja
Imitasi (P1)
Menyalin Mengikuti Mereplikasi Mengulangi Mematuhi Mengaktifkan Menyesuaikan Menggabungkan Mengatur Mengumpulkan Menimbang Memperkecil Mengubah
Manipulasi (P2)
Kembali membuat Membangun Melakukan Melaksanakan Menerapkan Mengoreksi Mendemonstrasikan Merancang Melatih Memperbaiki Memanipulasi Mereparasi
Presisi (P3)
Menunjukkan Melengkapi Menyempurnakan Mengkalibrasi Mengendalikan Mengalihkan Menggantikan Memutar Mengirim Memproduksi Mencampur Mengemas Menyajikan
Artikulasi (P4)
Membangun  Mengatasi Menggabungkankoordinat Mengintegrasikan Beradaptasi Mengembangkan Merumuskan Memodifikasi master Mensketsa
Naturalisasi (P5)
Mendesain Menentukan Mengelola Menciptakan

2.    Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi sebagai Critical and Creative Thinking,
Berpikir kritis merupakan proses dimana segala pengetahuan dan keterampilan dikerahkan dalam memecahkan permasalahan yang muncul, mengambil keputusan, menganalisis semua asumsi yang muncul dan melakukan investigasi atau penelitian berdasarkan data dan informasi yang telah didapatkan sehingga menghasilkan informasi atau simpulan yang diinginkan.
Berfikir kreatif merupakan kemampuan yang sebagian besar dari kita yang terlahir bukan pemikir kreatif alami. Perlu teknik khusus untuk membantu menggunakan otak kita dengan cara yang berbeda. Masalah pada pemikiran kreatif adalah bahwa hampir secara definisi dari setiap ide yang belum diperiksa akan terdengar aneh dan mengada-ngada bahkan terdengar gila. Tetapi solusi yang baik mungkin akan terdengar aneh pada awalnya. Namun demikian, solusi tersebut jarang diungkapkan dan dicoba
Elemen dasar tahapan keterampilan berpikir kritis, yaitu FRISCO, meliputi :
ELEMEN
DEFINISI
F
Focus
Mengidentifikasi masalah dengan baik
R
Reason
Alasan-alasan yang diberikan bersifat logis atau tidak untuk disimpulkan seperti yang telah ditentukan dalam permasalahan
I
Inference
Jika alasan yang dikembangkan adalah tepat, maka alasan tersebut harus cukup sampai pada kesimpulan yang sebenarnya
S
Situation
Membandingkan dengan situasi yang sebenarnya.
C
Clarity
Harus ada kejelasan istilah maupun penjelasan yang digunakan pada argumen sehingga tidak terjadi kesalahan dalam mengambil kesimpulan
O
Overview
Pengecekan terhadap sesuatu yang telah ditemukan, diputuskan, diperhatikan, dipelajari, dan disimpulkan

3.    Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi sebagai Problem Solving
Menurut Mourtos, Okamoto, dan Rhee, ada enam aspek yang dapat digunakan untuk mengukur sejauh mana keterampilan pemecahan masalah peserta didik, yaitu :
·        Menentukan masalah. Mendefinisikan masalah, menjelaskan permasalahan, menentukan kebutuhan data dan informasi yang harus diketahui sebelum digunakan untuk mendefinisikan masalah sehingga menjadi lebih detail, dan mempersiapkan kriteria untuk menentukan hasil pembahasan dari masalah yang dihadapi;
·        Mengeksplorasi masalah. Menentukan objek yang berhubungan dengan masalah, memeriksa masalah yang terkait dengan asumsi, dan menyatakan hipotesis yang terkait dengan masalah; 
·        Merencanakan solusi. Peserta didik mengembangkan rencana untuk memecahkan masalah, memetakan sub-materi yang terkait dengan masalah, memilih teori prinsip dan pendekatan yang sesuai dengan masalah, dan menentukan informasi untuk menemukan solusi;
·        Melaksanakan rencana. Pada tahap ini peserta didik menerapkan rencana yang telah ditetapkan;
·        Memeriksa solusi. Mengevaluasi solusi yang digunakan untuk memecahkan masalah;
·        Mengevaluasi. Pada langkah ini, solusi diperiksa, asumsi yang terkait dengan solusi dibuat, memperkirakan hasil yang diperoleh ketika mengimplementasikan solusi dan mengomunikasikan solusi yang telah dibuat



B.    KOMPETENSI KETERAMPILAN 4CS (CREATIVITY, CRITICAL THINKING, COLLABORATION, COMMUNICATION) ABAD 21
4Cs merupakan keterampilan abad ke-21 (P21) yaitu keterampilan yang diperlukan untuk pendidikan abad ke-21. Adapun Peta Kompetensi Keterampilan 4Cs yang sesuai dengan P21, sbb:

FRAMEWORK 21st  CENTURY SKILLS
KOMPETENSI BERPIKIR P21
Creativity Thinking and innovation
Peserta didik dapat menghasilkan, mengembangkan, dan mengimplementasikan ide-ide mereka secara kreatif baik secara mandiri maupun berkelompok.
Critical Thinking and Problem Solving
Peserta didik dapat mengidentifikasi, menganalisis, menginterpretasikan, dan mengevaluasi bukti-bukti, argumentasi, klaim, dan data-data yang tersaji secara luas melalui pengkajian secara mendalam, serta merefleksikannya dalam kehidupan sehari hari.
Communication
Peserta didik dapat mengomunikasikan ide-ide dan gagasan secara efektif menggunakan media lisan, tertulis, maupun teknologi
Collaboration
Peserta didik dapat bekerja sama dalam sebuah kelompok dalam memecahkan permasalahan yang ditemukan

1.    Kerangka Kerja enGauge 21st Century Skill, meliputi :
a.    Digital Age Literacy/Era Literasi Digital :
·        Literasi ilmiah, matematika, dan teknologi dasar
·        Literasi visual dan informasi
·        Literasi budaya dan kesadaran global
b.    Inventive Thinking/Berpikir Inventif
·        Adaptablility dan kemampuan untuk mengelola kompleksitas
·        Keingintahuan, kreativitas, dan pengambilan risiko
·        Berpikir tingkat tinggi dan alasan yang masuk akal
c.     Effective Communication/Komunikasi yang Efektif 
·        Keterampilan, kolaborasi, dan interpersonal
·        Tanggung jawab pribadi dan sosial
·        Komunikasi interaktif
d.    High Productivity/Produktivitas Tinggi 
·        Kemampuan untuk memprioritaskan, merencanakan, dan mengelola hasil
·        Penggunaan alat dunia nyata yang efektif
·        Produk yang relevan dan berkualitas tinggi
2.    Kerangka konsep berpikir abad 21 di Indonesia, dirumuskan menjadi Indonesian Partnership for 21 Century Skill Standard (IP-21CSS), meliputi :
Framework 21st  Century Skills
IP-21CSS
Aspek
Creativity Thinking and innovation
4Cs
 Berpikir secara kreatif
 Bekerja kreatif dengan lainnya
 Mengimplementasikan inovasi
Critical Thinking and Problem Solving
 Penalaran efektif
 Menggunakan sistem berpikir
 Membuat penilaian dan keputusan
 Memecahkan masalah
Communication and Collaboration
 Berkomunikasi secara jelas
 Berkolaborasi dengan orang lain
Information, Media, and Technology Skills
ICTs
 Mengakses dan mengevaluasi informasi
 Menggunakan dan menata informasi
 Menganalisis dan menghasilkan media
 Mengaplikasikan teknologi secara efektif
Life & Career Skills
Character Building
 Menunjukkan perilaku scientific attitude (hasrat ingin     
    tahu, jujur, teliti, terbuka dan penuh kehati-hatian)
 Menunjukkan penerimaan terhadap nilai moral yang
     berlaku di masyarakat
Spiritual Values
 Menghayati konsep ke-Tuhanan melalui ilmu 
    pengetahuan
 Menginternalisasikan nilai-nilai spiritual dalam kehidupan   
    sehari-hari

3.    Contoh Desain Pembelajaran menggunakan 4Cs, sbb :
KD Pengetahuan
KD Ketrampilan

4Cs
Indikator Pencapaian Kompetensi
Creativity

Critical Thinking

Communication

Collaboration


C.    AMANAT KURIKULUM 2013 MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK
Proses pembelajaran saintifik memuat aktivitas :  mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/mencoba,  mengasosiasikan/mengolah informasi, dan  mengomunikasikan. Kelima aktivitas pembelajaran tersebut dapat dirinci dalam berbagai kegiatan belajar sebagaimana tercantum dalam tabel berikut : 
Aktivitas
Kegiatan Belajar
Kompetensi yang Dikembangkan
Mengamati
Melihat, mendengar, meraba, membau
Melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi
Menanya
Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik).
Mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat
Mengumpulkan informasi/ eksperimen
- Melakukan eksperimen. 
- Membaca sumber lain selain buku
   teks.
- Mengamati objek/kejadian.
- Aktivitas. 
- Wawancara dengan narasumber.
Mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat
Mengasosiasikan /mengolah informasi
- Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan / eksperimen mau pun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. 
- Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan.
Mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan
Mengomunikasikan
Menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya
Mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan bena


D.   ANALISIS STANDAR KELULUSAN (SKL) DAN KOMPETENSI INTI (KI)
Analisis SKL untuk mengetahui arah capaian setiap peserta didik dalam menuntaskan pembelajaran yang dilakukan. Selama menjalani proses pembelajaran peserta didik harus mampu memenuhi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang sudah ditetapkan pada Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016 pada setiap jenjang pendidikan.
Analisis KI untuk mengetahui apakah KI yang telah dirumuskan menunjang dalam pencapaian SKL. Terdapat empat KI yaitu KI sikap spiritual (KI-1), KI sikap sosial (KI-2), KI pengetahuan (KI-3), dan KI keterampilan (KI-4).
Langkah Analisis SKL dan KI yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
1.    Membaca dan memahami Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi;
2.    Melihat tuntutan yang ada pada deskripsi SKL dan KI;
3.    Memperhatikan dimensi pengetahuan pada SKL dan KI; komponen pengetahuan/keterampilan pada SKL dan KI; tempat penerapan yang digambarkan pada SKL dan KI.
4.    Melihat keterkaitan antara SKL dengan KI.
Berikut contoh analisisnya :
No
SKL
KI
Hasil Analisis
1
SKL Pengetahuan:
Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks berkenaan dengan:  1. ilmu pengetahuan, 2. teknologi,
 3. seni,
 4. budaya, dan  5. humaniora.  Mampu mengaitkan pengetahuan di atas dalam konteks diri sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat, dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, serta kawasan regional dan internasional. 
KI Pengetahuan :
3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

1. Antara SKL dan KI peserta didik dituntut memahami, menerapkan, dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah;
2
SKL Keterampilan : 
Berpikir dan bertindak :  1. kreatif,
 2. produktif,
 3. kritis,  4. mandiri,
 5. kolaboratif, dan  6. komunikatif. melalui pendekatan ilmiah sebagai pengembangan dari yang dipelajari di satuan pendidikan dan sumber lain secara mandiri
KI Ketrampilan :
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
1. Mengolah, menalar, dan menyajikan dalam ranah konkret dan ranah abstrak pada rumusan KI merupakan langkah untuk mengantarkan peserta didik untuk berpikir dan bertindak kreatif,
produktif,
 kritis, mandiri,
 kolaboratif, dan komunikatif melalui pendekatan ilmiah

E.    PERUMUSAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI (IPK)
Pengembangan IPK memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1.    Tentukanlah proses berpikir yang akan dilakukan oleh peserta didik untuk mencapai kompetensi minimal yang ada pada KD;
2.    Rumusan IPK menggunakan kata kerja operasional (KKO) yang bisa diukur; 
3.    Dirumuskan dalam kalimat yang simpel, jelas, dan mudah dipahami;
4.    Tidak menggunakan kata yang bermakna ganda;
5.    Hanya mengandung satu tindakan;
6.    Memperhatikan karakteristik mata pelajaran, potensi, dan kebutuhan peserta didik, sekolah, masyarakat, dan lingkungan/daerah.
IPK dikategorikan menjadi tiga, yaitu :
1.    Indikator Kunci
a.    Indikator yang sangat memenuhi kriteria UKRK (Urgensi, Keterkaitan, Relevansi, Keterpakaian). 
b.    Kompetensi yang dituntut adalah kompetensi minimal yang terdapat pada KD. 
c.     Memiliki sasaran untuk mengukur ketercapaian standar minimal dari KD. 
d.    Dinyatakan secara tertulis dalam pengembangan RPP dan harus teraktualisasi dalam pelaksanaan proses pembelajaran, sehingga kompetensi minimal yang harus dikuasai peserta didik tercapai berdasarkan tuntutan KD mata pelajaran.
2.    Indikator Pendukung
a.    Membantu peserta didik memahami indikator kunci. 
b.    Dinamakan  juga indikator prasyarat yang berarti kompetensi yang sebelumnya telah dipelajari peserta didik, berkaitan dengan indikator kunci yang dipelajari.
3.    Indikator Pengayaan
a.    Mempunyai tuntutan kompetensi yang melebihi dari tuntutan kompetensi dari standar minimal KD.
b.    Tidak selalu harus ada. 
c.     Dirumuskan apabila potensi peserta didik memiliki kompetensi yang lebih tinggi dan perlu peningkatan yang baik dari standar minimal KD.

F.    PENENTUAN MODEL PEMBELAJARAN
Implementasi Kurikulum 2013 menurut Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses menggunakan 3 (tiga) model pembelajaran yang diharapkan dapat membentuk perilaku saintifik, sosial serta mengembangkan rasa keingintahuan. Ketiga model tersebut adalah: (1) model Pembelajaran Melalui Penyingkapan/Penemuan (Discovery/Inquiry Learning), (2) model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-based Learning/PBL), (3) model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-based Learning/PJBL).
1.    MODEL DISCOVERY/INQUIRY LEARNING
Langkah kerja (sintak) model pembelajaran penyingkapan/penemuan adalah sebagai berikut :
a.    Sintak model Discovery Learning meliputi :
·        Pemberian rangsangan (stimulation);
·        Pernyataan/Identifikasi masalah (problem statement);
·        Pengumpulan data (data collection);
·        Pengolahan data (data processing);.
·        Pembuktian (verification);
·        Menarik simpulan/generalisasi (generalization).
b.    Sintak/tahap model inkuiri meliputi :
·        Orientasi masalah;
·        Pengumpulan data dan verifikasi;
·        Pengumpulan data melalui eksperimen;
·        Pengorganisasian dan formulasi eksplanasi;
·        Analisis proses inkuiri
2.    MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM-BASED LEARNING (PBL)
Sintak model Problem-based Learning menurut Arends (2012), sebagai berikut :
a.    Orientasi peserta didik pada masalah;
b.    Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar;
c.     Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok;
d.    Mengembangkan dan menyajikan hasil karya;
e.    Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
3.    MODEL PEMBELAJARAN PROJECT-BASED LEARNING
Sintak model Project-based Learning, sebagai berikut :
a.    Pertanyaan Mendasar
b.    Mendesain Perencanaan Produk
c.     Menyusun Jadwal Pembuatan
d.    Memonitor Keaktifan dan Perkembangan Proyek
e.    Menguji Hasil
f.     Evaluasi Pengalaman Belajar
Model Pembelajaran berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi atau HOTS, peran guru tidak banyak menerangkan, sebaliknya guru banyak melakukan stimulasi pertanyaan untuk mendorong memunculkan pikiran-pikiran orisinal  peserta didik, pertanyaanpertanyaan tersebut mencakup : 
a.    Pertanyaan untuk memfokuskan perhatian atau kajian untuk diperdalam;
b.    Pertanyaan untuk mendorong peserta didik berpikir menemukan alasan atau mengambil posisi pendapat;
c.     Pertanyaan untuk mengklarifikasi suatu konsep dengan arah bisa merumuskan definisi yang jelas lewat memperbandingkan, menghubungkan, dan mencari perbedaan atas  konsep-konsep yang ada;
d.    Pertanyaan untuk mendorong munculnya gagasan-gagasan yang kreatif dan alternatif lewat imajinasi;
e.    Pertanyaan untuk mendorong peserta didik mencari data dan fakta pendukung serta bukti-bukti untuk mengambil keputusan atau posisi;
f.     Pertanyaan untuk mendorong peserta didik mengembangkan pikiran lebih jauh dan lebih mendalam, dengan mencoba mengaplikasikan sesuatu informasi pada berbagai kasus dan kondisi yang berbeda-beda, sehingga memiliki lebih banyak argumentasi. 
g.    Pertanyaan untuk mengembangkan kemampuan mengaplikasikan aturan atau teori yang lebih umum pada kasus yang tengah dikaji


Sumber : Buku Pegangan Pembelajaran Berorientasi pada Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2019


0 comments: