Halaman

Kamis, 22 September 2022

PEMBUATAN SABUN

A. PENGANTAR

Pada zaman Mesir Kuno (1.500 SM) sabun telah dibuat dengan mencampur minyak hewani/nabati dengan garam alkali atau saponifikasi untuk menyembuhkan penyakit kulit dan membersihkan badan yang kotor.  Saponifikasi atau Saponify berasal dari bahasa latin yaitu “sapon” yang berarti sabun dan “fy” yang berarti membuat. Jadi Saponifikasi atau saponify yang disingkat SAP berarti membuat sabun.

Sabun merupakan campuran minyak atau lemak dengan alkali atau basa melalui proses saponifikasi, dimana lemak akan terhidrolisis oleh basa, menghasilkan gliserol dan sabun mentah, secara tradisional, alkali yang digunakan adalah kalium yang dihasilkan dari pembakaran tumbuhan seperti arang kayu.

Abu Bakar Muhammad bin Zakaria al-Razi, kimiawan asal Persia, sebagai orang pertama yang meracik ramuan sabun modern berbentuk padat, sentra industri sabun pertama diketahui berada di Kufah, Basrah, dan Nablus di Palestina. Seiring perkembangan teknologi pembuatan sabun, ada banyak macam dan jenis sabun, antara lain :

    1. Sabun Batang, merupakan sabun padat dengan berbagai bentuk dan ukuran, berfungsi untuk anti bakteri, anti jerawat, scrub untuk mengangkat sel kulit mati.
    2. Sabun cair, merupakan sabun cair yang lebih higinies dan praktis.
    3. Sabun Gel, merupakan sabun cair yang lebih kental dan bening serta lebih lembut
    4. Sabun Cream, merupakan sabun berbentuk cream dan cocok untuk kulit kering
    5. Sabun Minyak/Gliserin, merupakan sabun cair dengan kandungan minyak yang banyak dengan PH normal dan digunakan untuk kulit yang sensitif

B. BAHAN PEMBUAT SABUN
Bahan yang digunakan dalam pembuatan sabun sangat mudah didapatkan, yang dikelompokkan menjadi 2 bagian yaitu :

  1. Bahan Utama, meliputi :
    • Minyak, hanya minyak yang mempunyai nilai SAP yang dapat digunakan sebagai bahan membuat sabun, bisa minyak nabati dan hewani, bisa padat dan cair, dimana tiap minyak memiliki karakteristik yang berbeda, dengan menggabungkan beberapa jenis minyak dapat menghasilkan sabun dengan karakteristik tertentu, Setiap minyak mempunyai SAP value (Saponification value), Artinya jumlah alkali yang dibutuhkan untuk merubah minyak menjadi sabun, berikut tabelnya :
      DAFTAR NILAI SAP DALAM SATUAN GRAM
      NOJENIS MINYAKSODIUM HYDROXIDE (NaOH)POTASSIUM HYDROXIDE (KOH)KOMPOSISI
      1Almond Oil0,1360,190420%
      2Aloe Vera Oil0,1350,191
      3Apricot Oil0,1350,189
      4Avocado Oil0,1330,186220%
      5Babassu Oil0,1750,245
      6Beef Tallow0,140,1967
      7Beeswax0,0690,0966
      8Canola Oil0,1240,1736
      9Castor Oil0,1280,1825%
      10Cocoa Butter0,1370,191810%
      11Coconut Oil0,190,26630%
      12Deer Tallow0,1380,193
      13Duck Fat0,1370,1916
      14Emu Oil0,1350,195
      15Evening Primrose Oil0,1360,19
      16Grapeseed Oil0,1260,177
      17Hemp Seed Oil0,1360,188
      18Jojoba Oil0,0690,0966
      19Kokum Butter0,140,19
      20Kukui Nut Oil0,1350,189
      21Lanolin0,0740,1037
      22Lard0,1380,1932
      23Macadamia Nut Oil0,1390,1946
      24Mango Butter0,140,1910%
      25Moose Tallow0,1390,193
      26Neem Oil0,1380,1941
      27Olive Oil0,1340,187660%
      28Palm Oil0,1410,197440%
      29Palm Kernel Oil0,1560,2184
      30Rice Bran Oil0,1110,1561
      31Safflower Oil0,1350,19220%
      32Sal Butter0,1350,19
      33Sunflower0,090,1277
      34Shea Butter0,1280,179220%
      35Sheep Tallow0,1380,1936
      36Vegetable Shortening0,1360,1904
      37Soy Oil0,1350,189
    • Alkali, meliputi : NaOH (Naotrium Hidroksida) digunakan sebagai bahan pembuat sabun batang/ padat dan KOH (Kalium Hidroksida) digunakan sebagai bahan pembuat sabun cair.  Nilai SAP value minyak umumnya dalam nilai saponifikasi dari KOH, Dibutuhkan konversi nilai KOH ke nilai NaOH. Dengan cara sbb : mg NaOH = (Mr NaOH/ Mr KOH) x SAPvalue = (40/56) x SAP value = 0,7 x SAP Value
    • Air, menggunakan air murni atau Air Distilasi (Distilled Water) atau Air Demineralisasi (Demineralized Water) atau Deionized Water untuk melarutkan alkali. Umumnya perbandingan air dengan alkali adalah maksimal 60 % : 40 % dan biasanya 70% : 30%.
  2. Bahan Adiptif atau tambahan, meliputi :
    • Pewangi, untuk memberikan keharuman sabun, bisa menggunakan minyak atsiri, synthetic fragrance dan essential oil. Jumlah pewangi yang disarankan sebesar 1-3% dari total berat sabun
    • Superfat, atau lye discount, untuk mengurangi alkali, dengan menambahkan minyak berkisar 2-10% dari total minyak yang digunakan, contohnya: minyak alpukat, almond, mango buttershea butter, argan, jojoba, gliserin
    • Pewarna, untuk memberikan warna tertentu, yang digunakan bertipe food grade atau cosmetic grade, biasanya berupa iron oxide, clay, titanium dioksida, karbon aktif, atau coklat bubuk dan pewarna alami, untuk menggunakan pewarna, larutkan dulu ke dalam minyak
    • Exfoliant, untuk memberikan tekstur kasar atau untuk scrub untuk mengangkat sel kulit mati dan memberikan kulit yang lembut, bahan yang digunakan antara lain: garam, kopi, biji-bijian, clay,
    • Susu, digunakan untuk menggantikan air untuk melarutkan alkali, memberikan efek melembapkan pada kulit, antara lain susu kambing, sapi, dan kelapa (santan).
    • Madu,  menghasilkan sabun dengan aroma yang manis, untuk menambah kelembapan kulit, gunakan hanya sekitar satu sendok makan tiap 500 gr sabun.
    • Pengental, untuk mempercepat proses pengentalan sabun, menggunakan Carboxy Methyl Cellulose (CMC) atau Hydroxy Ethyl Cellulose (HEC)

C. PROSES PRODUKSI SABUN
Dalam proses pembuatan sabun ada 3 metode yang digunakan, yaitu :

  1. Proses dingin (Cold Process), tidak membutuhkan panas, digunakan untuk pembuatan sabun batang dengan skala kecil, secara umum prosesnya sebagai berikut :
    • Siapkan NaOH dan kemudian larutkan ke dalam air.

      Peringatan! Selalu masukkan NaOH ke dalam air, jangan melakukan sebaliknya! Aduk sebentar, kemudian biarkan hingga semua NaOH larut ke dalam air.

    • Siapkan minyak dan jika ada minyak yang masih menggumpal panaskan sebentar hingga semua mencair.
    • Ketika semua NaOH sudah larut ke dalam air dan larutannya masih panas, langsung saja masukkan ke dalam minyak.
    • Lebih baik tidak menunggu hingga dingin, karena nanti adonannya akan cepat mengeras dan sulit untuk mencampur pewarnanya. Kemudian blender hingga homogen atau sampai light trace.
    • Bisa menambah essential oil pada tahap ini, tapi harus diperhatikan jangan sampai adonan menjadi padat, karena ada beberapa essential oil yang bisa mempercepat trace. Aduk menggunakan spatula atau whisk.
    • Tuang dalam cetakan sabun, dan biarkan selama 1-3 hari, kemudian lepaskan dari cetakan dan angin-anginkan selama 3-4 minggu
  2. Proses panas (Hot Process), membutuhkan panas, digunakan untuk pembuatan sabun batang dengan skala yang besar, langkahnya sebagai berikut :
    • Siapkan NaOH dan kemudian larutkan ke dalam air.

      Peringatan! Selalu masukkan NaOH ke dalam air, jangan melakukan sebaliknya! Aduk sebentar, kemudian biarkan hingga semua NaOH larut ke dalam air.

    • Siapkan minyak dan jika ada minyak yang masih menggumpal panaskan sebentar hingga semua mencair.
    • Ketika semua NaOH sudah larut ke dalam air dan larutannya masih panas, langsung saja masukkan ke dalam minyak.
    • Lebih baik tidak menunggu hingga dingin, karena nanti adonannya akan cepat mengeras dan sulit untuk mencampur pewarnanya. Kemudian blender hingga homogen atau sampai light trace.
    • Bisa menambah essential oil pada tahap ini, tapi harus diperhatikan jangan sampai adonan menjadi padat, karena ada beberapa essential oil yang bisa mempercepat trace. Aduk menggunakan spatula atau whisk.
    • Panaskan adonan dengan ditim dan aduk sesekali tiap 30 menit sampai mengental dan padat kira-kira 2-3 jam, kemudian tuang kedalam cetakan dan biarkan selama 1-3 hari, kemudian keluarkan dari cetakan
  3. Proses lelehkan dan tuang (Melt and Pour Process), dengan melelehkan bahan sabun batang dan dicetak/dikemas, biasanya untuk pembuatan sabun cair, langkahnya sebagai berikut :
    • Pilihlah sebatang sabun untuk digunakan
    • Parutlah sabun ke dalam sebuah mangkuk.
    • Campurkan sabun dengan air mendidih
    • Tambahkan gliserin di dalam adonan
    • Tambahkan dengan bahan-bahan lainnya (pewarna, pewangi)
    • Ciptakan kekentalan yang pas, biarkan dingin dan masukan kedalam kemasan

Untuk mendapatkan sabun cair yang kental, dapat menggunakan bahan tambahan, yaitu :

  1. CARBOXY METHYL CELLULOSE (CMC)
    • Rendam CMC dengan air hangat/dingin dalam waktu 24 jam sebelum pakai. Ukuran perendaman dapat digunakan 1 liter air untuk 100g CMC. Hal tersebut tergantung kegunaan dan kekentalan yg diinginkan.
    • Jika rendaman CMC sudah larut adukkan dengan rata sehingga terlihat mengental seperti lem.
    • Masukkan CMC dalam wadah adonan lalu dengan perbandingan 10:1 atau 10:2, Jika yang ingin dikentalkan 1 liter air / sabun maka pasta CMC sekitar 100 – 200g.
    • Masukkan cairan yang ingin dicampur secara perlahan, sedikit demi sedikit. Sambil diaduk, bila perlu memakai pengaduk mixer.
    • Hentikan sejenak jika busa melimpah dan tunggu busa turun baru diaduk kembali.
  2. HYDROXY ETHYL CELLULOSE (HEC)
    • Campurkan HEC (0,8% dari berat sabun) dalam gliserin (sekitar 2-3 kali berat HEC) terlebih dahulu. Gliserin membuat HEC menjadi tersebar, sehingga tidak menimbulkan gumpalan saat dicampurkan ke dalam sabun.
    • Aduk campuran HEC dan Gliserin dengan sendok atau whisk hingga semua gliserin tersebar atau larut. Aduk selama 3-5 menit atau sampai HEC larut semua.
    • Setelah mengaduk konsistensinya akan terasa seperti lem. Bukan masalah, pastikan sudah tidak ada lagi serbuk di dalam campuran. Itu merupakan efek pengentalan dari HEC
    • Buat pusaran di dalam sabun cair. Bisa menggunakan mini frother atau whisk untuk lebih mudah. Atau bisa juga menggunakan stick blender jika membuat dalam jumlah banyak
    • Tuangkan secara peralahan campuran HEC dan gliserin ke dalam pusaran sabun. Pastikan juga sisa-sisa campuran sudah tertuang ke dalam sabun dan aduk terus selama 10-15 menit
    • Hentikan pengadukan setelah 10 menit. Tutup sabun dan diamkan selama 30 menit. HEC membutuhkan waktu kurang lebih 30 menit untuk mulai bekerja
    • Kamu bisa menguji kekentalannya setelah 30 menit. Jika dalam proses pengadukan menghasilkan banyak busa, cukup diamkan hingga esok hari, maka busanya akan hilang sendiri

D. STUDI KASUS

  1. Bagaimana cara konversi Nilai SAP KOH ke NaOH, sebagai berikut :
    • Menghitung Massa Relatif NaOH (MR NaOH) = MR Na + MR O + MR H = 23 + 16 + 1 = 40
    • Menghitung Massa Relatif KOH (MR KOH) = MR K + MR O + MR H = 39 + 16 + 1 = 56
    • Maka mg NaOH = (Mr NaOH/ Mr KOH) x SAPvalue = (40/56) x SAP value = 0,7 x SAP Value
  2. Berapa gram NaOH yang dibutuhkan untuk membuat sabun dari 200 gram minyak kelapa sawit, jika SAP value kelapa sawit = 235 mg KOH/gr minyak
    • mg NaOH = 0,7 x 235 = 167.8 mg = 0.1678 gram
  3. Berapa gram NaOH yang dibutuhkan untuk membuat sabun dari 500 gram minyak kelapa, 100 gram minyak zaitun dan 200 gram minyak jarak, nilai SAP bisa dilihat di tabel SAP
    • Minyak Kelapa = 0,19 x 500 = 95 gram
    • Minyak Zaitun = 0,134 x 100 = 13,4 gram
    • Minyak Jarak = 0,128 x 200 = 25,6 gram
    • Total NaOH yang dibutuhkan = 95 + 13,4 + 25,6 = 134 gram
  4. Berapa gram KOH yang dibutuhkan untuk membuat sabun dari 500 gram minyak alpukat, 100 gram minyak almond dan 200 gram minyak kedelai, nilai SAP bisa dilihat di tabel SAP
    • Minyak Alpukat = 0,1862 x 500 = 93,1 gram
    • Minyak Almond = 0,1904 x 100 = 19,04 gram
    • Minyak Kedelai = 0,189 x 200 = 37,8 gram
    • Total KOH yang dibutuhkan = 93,1 + 19,04 + 37,8 = 149,94 gram
  5. Berapa gram H2O yang dibutuhkan untuk membuat Lye dari minyak seberat 500 gram
    • Untuk Perbandingan 30/70 =>> H2O : Minyak = 30 : 70 =>> H2O = (3o/70) x 500 = 214,28 gram
    • Untuk Perbandingan 40/60 =>> H2O : Minyak = 40 : 60 =>> H2O = (4o/60) x 500 = 333,33 gram

Untuk lebih memahami proses pembuatan sabun, silahkan simak video dibawah ini.

0 comments: